Prospek budidaya ikan lele yang cukup menjanjikan menjadi penyebab maraknya budidaya ikan lele di kalangan masyarakat, berikut merupakan tips singkat mengenai tahapan budidaya ikan lele segementasi pembenihan untuk sahabat sangkuti.
Pembenihan merupakan segemntasi awal dimulainya proses budidaya ikan lele, budidaya ikan lele pada segmentasi pembenihan memiliki output utama berupa benih dengan kualitas prima untuk kemudian di jual pada pembudidaya di segemntasi pendederan. Pada tahap pembenihan proses budidaya menjadi sangat penting karena menentukan keberhasilan proses budidaya pada segemntasi selanjutnya. TBerikut tahapan budidaya ikan lele pada segmen pembenihan:
1. Persiapan wadah
Tahap persiapan wadah dilakukan sekitar 1 – 2 minggu sebelum ikan di tebar. Sahabat sangkuti yang akan melakukan proses budidaya dalam segmentasi pembenihan harus mempersiapkan wadah pemeliharaan calon induk, wadah pemijahan, wadah pemenetasan, serta wadah pemeliharaan larva. Jumlah kolam dapat disesuaikan dengan target benih yang akan di hasilkan dalam proses pembenihan tersebut.
2. Tahap pengisian air
Tanap pengisian air dilakukan dengan memberikan treatment terhadap air. Treatment paling paling sederhana yang dapat dilakukan oleh sahabat sangkuti yaitu dengan melakukan proses pengendapan air sekitar 1 – 2 hari sebelum ikan di tebar. Nmaun akan lebih baik jika sahabat sangkuti melakukan proses fiiltrasi terlebih dahulu. Proses filtrasi dapat dilakukan dengan membuat filter menggunakan bahan – bahan filter baik filter fisik, kimia, maupun biologi. Filter fisik yang biasa digunakan yaitu dakron maupun spons, sedangkan untuk filter kimia dapat berupa batu zeolite maupun karang jahe, filter biologi yang dapat digunakan yaitu rumah bakteri maupun bioball. Air yang telah difilter memiliki kemungkinan kecil untuk terkontaminasi oleh hama dan penyakit, selain itu air pemeliharaan yang telah di filter akan memiliki tingkat keasaman, oksigen terlarut, dan kandungan bahan organik yang lebih baik. Air dapat diisi sebanyak 80 – 90% dari ketinggian wadah budidaya.
3. Tahap Seleksi Induk
Tahap seleksi induk merupakan tahapan yang penting untuk melakukan proses pembenihan ikan lele. Induk yang baik mampu menghasilkan benih yang baik pula. Ciri induk lele yang siap memijah dapat dilihat dari ciri fisik dan tingkat kematangan gonad induk ikan tersebut. Secara umum induk lele yang sudah siap untuk memijah memiliki perut yang buncit dan warna kelamin menjadi kemerahan. Induk lele jantan yang siap dipijahkan memiliki bentuk kelamin yang memanjang, ukuran dari alat kelamin membesar seiring bertambahnya tingkat kematangan, selain itu alat kelamin juga akan mengeras. Induk jantan yang siap dipijahkan akan mengeluarkan cairan berwarna putih yang disebut sperma ketika dilakukan pengurutan pada bagian perut / stripping. Induk betina memiliki ciri fisik beruapa alat kelamin yang berbentuk bulat, dan berwarna kemerahan. Induk betina akan mengeluarkan beberapa telur ketika dilakukan proses pengurutan.
Berdasarkan SNI 6484.1:2014 tentang Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 1: induk menjelaskan bahwa induk jantan digolongkan sudah matang gonad ketika memasuki usia minimal 1 tahun, bobot minimal induk jantan yaitu 1 kg dengan panjang 50 cm. Sedangkan induk betina yang akan dijadikan induk harus memiliki bobot minimal 1 kg dan panjang 50cm dengan waktu pemeliharaan minimal 1 tahun. Sedangkan untuk kriteria kuantitatif untuk calon induk ikan lele yaitu memiliki warna hijau kehitaman pada bagian atas kepala, berwarna hijau kecoklatan pada bagian punggung atas hingga pangkal ekor dan dilengkapi loreng berwarna coklat kehitaman, ikan lele yang baik juga memiliki bagian bawah berwarna putih keruh sampai ke pangkal ekor. Tubuh calon induk ikan lele memiliki bagian kepala yang berbentuk pipih horizontal, bulat memanjang untuk bagian badan, serta berbentuk pipih vertikal pada bagian ekor.
4. Tahap pemijahan
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan secara alamai dan buatan. Tahap pemijahan buatan biasanya dilakukan dengan mengorbankan induk jantan pada ikan lele untuk memperoleh sperma di dalam tubuh ikan lele. Sedangkan pada pemijahan secara alami dapat dilakukan dengan menyatukan induk jantan an betina kedalam satu wadah budidaya. Rasio pemijahan ikan lele yaitu 2 : 1. Induk jantan dan induk betina yang telah di satukan dalam wadah yang sama kemudiana kan memijah secara alami, proses pemijahan biasanya terjadi pada malam hari. Sebelum induk jantan dan induk betina disatukan dalam satu wadah, terlebih dahulu masukan kakaban sebagai tempat untuk peletakan telur hasil pemijahan. Setelah proses pemijahan, keesokan paginya akan terlihat butir – butir telur yang menempel di kakab.
5. Tahap penetasan telur
Setelah proses pemijahan telur ikan lele akan menetas keesokan paginya. Sebaiknya pindahkan induk kedalam wadah pemeliharaan induk kembali, hal ini dilakukan untuk menghindari telur yang dimakan oleh induk. Pastikan kualitas air dalam wadah penetasan sudah sesuai degan kebutuhan tahap penetasan telur.
6. Tahap pemeliharaan benih
Telur yang sudah menetas kemudian akan menteas menjadi larva dan tumbuh menjadi benih. Tahap pemeliharaan larva dan benih biasanya dilakukan sekitar 1 – 2 bulan. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan alami dan pakan buatan. Jenis – jenis pakan alami yang bisa diberikan pada tahap pemeliharaan larva yaitu kutu air, cacing sutra, dan cacing darah.
7. Tahap panen
Tahap panen merupakan tahap akhir dari proses budidaya ikan lele segemntasi peembinihan. Proses panen dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan seser dan bak sortir. Penggunaan bak sortir dapat mempermudah proses panen sehingga ikan akan lebih mudah di pisahkan berdasarkan ukurannya.
Demikian artikel mengenai tahapan budidaya ikan lele segemntasi pembenihan. Semoga bermanfaat!