Halo sobat sangkuti, pada kali ini kita akan mengulas tentang bagaimana teknik pembibitan ikan nila. Sebelumnya tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana sih manajemen dari perencanaan sebelum dilakukannya kegiatan pembibitan atau pembenihan ikan? Jadi, perencanaan pembenihan atau pembibitan merupakan langkah awal yang bertujuan mendukung tercapainya peningkatan pendapatan dalam bidang perikanan. Berdasarkan persediaannya, upaya yang dapat dilakukan dalam hal mempersiapkan pembenihan sangat erat kaitannya dengan penyediaan induk ikan, substrat untuk telur, dan wadah pemijahan. Ketersediaan benih ikan yang memiliki kualitas maupun kuantitas yang baik dan memadai merupakan salah satu syarat yang menentukan keberhasilan kegiatan budidaya. Hal ini mengakibatkan diperlukannya penerapan dari fungsi-fungsi manajemen pada pembenihan ikan yang akan dibudidayakan. Selain bertujuan untuk memberikan pasokan benih ikan yang memiliki kualitas tinggi dan bersifat berkesinambungan, upaya ini juga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya dengan memberikan hasil yang optimal.
Ketersediaan benih ikan dapat dilakukan dengan menerapkan sistem manajemen pembenihan dalam proses produksi benih ikan budidaya. Perencanaan pembenihan juga dapat diawali dengan dilakukannya pemilihan komoditas, persiapan sarana dan prasarana, penetapan target produksi, dan juga pemanfaatan teknologi yang akan digunakan. Selain itu, sistem manajemen pembenihan ini dapat diterapkan dengan mengikuti tiga proses, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pertama, proses perencanaan ini diawali dari pemeliharaan induk, manajemen pakan induk, dan seleksi induk. Kedua, proses pelaksanaan terdiri dari persiapan pemijahan, proses pemijahan, pasca pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva. Ketiga, proses pengawasan pembenihan yang bertujuan untuk mengambil tindakan pembetulan melalui upaya pengendalian. Sistem pengawasan ini dapat dilakukan dengan adanya upaya pengendalian pengawasan terhadap hambatan dan gangguan.
Salah satu komoditas ikan air tawar yang dapat dipelihara untuk dilakukan pembenihan secara alami adalah ikan nila atau yang memiliki nama latin Oreochromis niloticus. Ikan nila dikenal sebagai ikan air tawar yang banyak dibudidayakan secara luas di Indonesia. Ikan nila merupakan ikan yang berasal dari benua Afrika. Ikan nila tersebar luas di beberapa negara antara lain Amerika, India, Srilanka, Jepang dan Taiwan. Ikan nila dapat hidup pada kualitas air yang rendah serta dapat tumbuh dengan kondisi pakan yang kurang optimal. Dikatakan lebih lanjut bahwa ikan nila memiliki fekunditas yang tinggi serta mempunyai toleransi tinggi terhadap media hidupnya seperti temperatur dan salinitas sehingga cocok untuk kegiatan budidaya. Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas yang tinggi sangat penting bagi kegiatan budidaya ikan. Semakin tinggi fekunditas ikan maka usaha budidaya khususnya pembenihan ikan semakin menguntungkan.
Pelaksanaan teknik pembenihan atau pembibitan ikan nila mencakup beberapa proses, yaitu persiapan kolam, induk induk, pelepasan induk, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva, pendederan, pemanenan, pengepakan atau pengemasan, pengelolaan kualitas air, serta pengendalian hama dan penyakit. Seluruh kegiatan tersebut dikontrol agar panen yang didapatkan secara optimal. Persiapan kolam biasanya berupa pembersihan dasar kolam yang telah kering dari cangkang keong dan sisa organisme menggunakan sapu lidi. Hal ini bertujuan agar kotoran tersebut tidak menjadi sumber penyakit. Selanjutnya yaitu proses seleksi induk. Hal ini dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu seleksi berdasarkan jenis kelamin dan berdasarkan perbandingan berat induk ikan. Kemudian induk dilepas ke kolam dan dilakukan pemijahan alami yaitu dengan meletakkan induk jantan dan betina dalam satu kolam tanpa diberi perlakukan khusus dan hanya menggunakan kakaban serta waring sebagai substrat sebagai tempat telur melekat.
Setelah ikan dipindahkan ke dalam kolam pemijahan, induk betina akan mengeluarkan telur menjelang tengah malam pada kakaban dan waring dan diikuti oleh induk jantan yang mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Kemudian apabila ikan berhasil melakukan pemijahan, telur ikan akan terlihat menempel pada kakaban dan waring. Selanjutnya akan dilakukan pemindahan induk ikan nila dari kolam pemijahan. Hal ini bertujuan agar telur baru tidak dimakan oleh induk ikan. Ketika telur sudah menetas, waring dan kakaban diangkat dan dibersihkan. Telur yang sudah menetas akan menjadi larva, sedangkan telur yang gagal menetas akan berwarna putih yang menandakan telur mengalami kematian. Setelah telur menetas dan menjadi larva, larva ini akan dipelihara dengan perlakuan paling optimal. Hal ini disebabkan karena larva ikan merupakan fase yang paling kritis dalam budidaya ikan. Larva ikan memiliki ketahanan yang kurang baik dan rentan pada perubahan kondisi lingkungan.
Perbedaan jumlah larva pada ikan berkaitan dengan kualitas reproduksi dan faktor lingkungan yang memengaruhi. Reproduksi pada ikan nila dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan seperti kualitas pakan, kepadatan dalam suatu populasi, serta adanya perubahan suhu dan salinitas. Keberhasilan pemijahan atau pembibitan ikan nila secara alami dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terutama adalah jenis, ukuran, dan umur ikan. Faktor eksternal terutama adalah faktor kualitas pakan dan lingkungan. Pakan berprotein tinggi dapat meningkatkan performa reproduksi ikan. Penambahan vitamin E dapat meningkatkan kualitas reproduksi. Penambahan vitamin E pada pakan dapat meningkatkan ketahanan sperma selama proses spermatogenesis dan selama proses fertilisasi. Faktor lingkungan berdampak besar pada keberhasilan pemijahan alami ikan nila.
Baca Juga: Seperti Apa Indukan Gurame Soang