Penyakit pada ikan lele dapat terjadi baik yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan non bakteri (parasit dan jamur). Penyakit yang menyerang ikan lele dapat menyebabkan adanya gangguan metabolisme hingga dapat menyebabkan kematian. Kematian yang terjadi pada ikan lele yang dibudidayakan akan berdampak pada penghasilan pembudidaya. Pada artikel sebelumnya kita telah membahasa mengenai macam – macam penyakit pada ikan lele yang disebabkan oleh bakteri, dan kali ini kita akan membahas mengenai penyakit pada ikan lele yang disebabkan oleh parasit dan jamur serta cara mencegah dan mengobatinya.
Penyakit akibat jamur pada ikan lele
Jamur yang sering menyerang ikan lele merupakan jenis jamur Saprolegnia sp.. Jamur ini merupakan jenis jamur yang hidup optimum pada suhu 15 – 30oC. Jamur Saprolegnia sp. yaitu jenis jamur yang termasuk kedalam kelas oomycete dan famili saprolegniaceae. Jamur Saprolegnia sp. memiliki miselium yang tidak bersepta, jamur jenis dapat bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi zoospora. Gejala yang biasa di timbulkan pada ikan lele yang terserang jamur Saprolegnia sp. yaitu muncul bitnik – bintik berwarna putih (white spot) di sekujur tubuhnya, terdapat jamur berupa benang – benang halus pada tubuh ikan lele menyerupai kapas biasanya menempel pada bagian insag, ekor, kepala, hingga sekujur tubuh ikan, ikan akan cenderung berenang melambat, berenang mendekati pinggir kolam, sering menggesekan tubuhnya pada sisi kolam, kumis menjadi keriting, ikan cenderung mengambang di permukaan dan nafsu makan menurun.
Penyakit akibat parasit pada ikan lele
Parasit merupakan suatu organisme yang hidup pada dalam tubuh makhluk hidup lain yag disebut sebagai inang. Parasit akan menyerap nutrisi yang terkandung di dalam tubuh inang dan tidak memberikan manfaat sedikitpun dalam tubuh inang yang di tumpanginya. Parasit dapat menyebabkan kematian pada ikan lele. Ektoparasit merupakan parasit yang hidup di kulit, insang, dan permukaan luar tubuh ikan. Ikan lele yang terserang parasit akan mengalami gejala berupa nafsu makan ikan, terganggunya sistem metabolisme pada tubuh ikan, ikan cenderung bergerak lebih lambat atau justru sangat cepat, ikan akan lebih sering melompat dan menggesekan tubuhnya pada wadah budidaya.
Faktor – faktor yag dapat menyebabkan adanya jamur dan parasit dalam wadah budiaya diantaranya,
- Inlet dan outlet kolam buruk
Inlet merupakan tempat masuk air baru saat proses pergantian air sedangkah outlet merupakan tempat pembuangan air. Saat keadaaan inlet dan outlet kurang baik maka air dengan kandungan bahan organik yang tinggi akibat proses budidaya tidak terbuang secara sempurna dan akan menumpuk pada wadah budidaya.
- Kandungan oksiget terlarut rendah
Kandungan oksigen terlarut yang minim di dalam wadah budiaya / kolam menyebabkan ikan strees sehingga saat terjadi stress daya tahan tubuh ikan ikut menurun, dan pada saat daya tahan tubuh menurun maka infeksi jamur dan parasit akan mudah menjangkiti ikan lele.
Cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi jamur dan parasit pada wadah budiaya yaitu dengan rajin mengganti air pada wadah budidaya. Air merupakan media yang dapat menjadi pembawa penyakit pada ikan. Pergantian air mampu mengurangi adanya sumber penyakit di dalam wadah budidaya. Proses pergantian air dapat dilakukan 2 hari sekali sebanyak 30 – 70% bergantung dengan tingkat kekeruhan pada air pemeliharaan. Pemberian pakan yang berkualitas juga mampu mengurangi kemungkinan adanya jamur di perairan. Rutin memberikan probiotik mampu meningkatkan daya tahan tubuh pada ikan sehingga ikan tidak mudah terserang oleh penyakit.
Upaya yang dapat di lakukan untuk mengobati ikan lele yang sudah terinfeksi oleh jamur Saprolegnia sp. maupun parasit yaitu,
- Melakukan Pemberian Antibiotik
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain termasuk jamur. Penggunaan antibiotik dalam budidaya ikan telah di atur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, dalam surat edaran nomor 1421/DPB/TU.210.D4/III/2010 terdapat beberapa jenis antibiotika yang dilarang yaitu jenis zinc bacitracin, spiramycin, virginiamycin dan tylosin phosphat.Beberapa jenis antibiotik lain masih diperbolehkan untuk digunakan dalam proses budidaya dengan catatan adanya nilai With drawal time atau waktu luruh. With drawl time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu zat untuk keluar seluruhnya dari tubuh individu yang telah mengkonsumsi.
- Pemberian Garam
Garam mampu menghambat pertumbuhan pada jamur dan parasit yang menyebabkan gangguan pada proses tumbuh dan kembang ikan lele. Jumlah garam yang diberikan pada wadah budidaya tidak boleh terlalu berlebihan biasanya garam diberikan satu genggam untuk kolam berukuran 200 x 100 x 20 cm. Pemberian garam yang berlebihan dapat mengganggu kelangsungan hidup pada ikan.
- Pemberian obat herbal
Secara umum jenis tanaman herbal yang biasa digunakan untuk mengobati ikan yang terserang penyakit yaitu bawang putih (A. sativum), kunyit (C. domestica), jawer kotok (P. scutellaroides)kipahit (T. diversifolia), kimanila (C. alata), babandotan (A. conyziodes), kirinyuh (E. inulaefolium), meniran (P. niruni), temulawak (C. xanthorzia), ketapang (T. catappa), talas (C. esculenta), kunyit putih (C. zeodaria), kecombrang (E. elatior), jambu monyet (A. occidentale), cebreng (G. sepium), petai (P. speciose), sirih (P. betle), dan petai cina (L. Leucocephola).
Demikian informasi yang dapat disampaikan mengenai penyakit pada ikan lele yang disebabkan oleh jamur dan parasit. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Bioflok Nila