Halo sahabat Sangkuti, bagaimana kondisi kesehatan lele sahabat? Semoga sehat dan terhindar dari hama maupun penyakit ya. Berbicara mengenai penyakit, kendala pada budidaya ikan lele ini tak jarang dijumpai pada kolektivitas setiap stadianya. Penyakit menjadi menjadi permasalahan umum terjadi pada usaha akuakultur. Pada budidaya ikan lele penyakit dapat menyerang seluruh elemen segmentasi budidaya, mulai dari induk, telur, larva, benih, hingga ukuran dewasa menuju panen. Infeksi penyakit dapat ditanggulangi dengan beberapa cara salah satunya adalah tindakan preventif biosecurity yang ketat serta disiplin. Penyakit yang memiliki tingkat keganasan tinggi dengan laju penularan yang cepat menjadi faktor kerugian dalam usaha budidaya perikanan air tawar. Kerugian yang disebabkan oleh penyakit tidak hanya pada komoditas budidaya yang mengalami kematian. Lebih dari itu, biaya pakan yang sudah dikeluarkan selama proses budidaya berpotensi hangus akibat budidaya yang gagal panen. Pakan menghabiskan biaya terbesar dalam usaha akuakultur yaitu mencapai 70-80% biaya operasional. Dapat dibayangkan kerugian yang diperoleh apabila budidaya ikan lele kita mengalami gagal panen akibat serangan penyakit.
Hadirnya penyakit pada budidaya ikan lele secara sederhana diakibatkan kualitas lingkungan yang tidak mendukung. Kualitas lingkungan dan media budidaya yang buruk berakibat pada kondisi stress ikan lele. Stres pada ikan berimplikasi pada turunnya sistem imunitas tubuh, sistem imunitas yang lemah tidak sanggup untuk menangkal serangan patogen. Berawal dari kondisi lingkungan yang buruk, berujung pada kematian ikan akibat infeksi penyakit. Penyakit yang menyerang hewan akuatik terbagi menjadi 2 kelompok berdasarkan penyebabnya. Pertama yaitu penyakit infeksius, penyakit ini terjadi akibat adanya serangan patogen atau organisme lain yang bersifat merugikan. Penyakit infeksius yang menyerang ikan lele disebabkan oleh 3 macam meliputi bakteri, parasit, dan virus. Kedua yaitu penyakit non-infeksius, kelompok penyakit ini disebabkan oleh adanya faktor non-patogen yang terlibat dalam ekosistem budidaya (contohnya: faktor lingkungan, nutrisi, genetik). Faktor non-patogen yang dimaksud ialah tidak ada infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kendati tidak bersifat menular, golongan penyakit ini tetap perlu diwaspadai. Penyakit non-infeksius dapat membuka peluang masuknya serangan penyakit infeksius. Selanjutnya akan diuraikan mengenai serangan penyakit akibat penyakit infeksius pada ikan lele.Â



Penyakit Infeksius
- Bakteri
Bakteri termasuk kedalam organisme prokariot yang tersebar luas di seluruh ekosistem. Bakteri merupakan agen penyakit yang memiliki tingkat keganasan dan penularan tinggi, serangan penyakit bakterial ini mampu berakibat pada tingkat mortalitas budidaya hingga 50-100%. Beberapa jenis bakteri yang teridentifikasi menyerang ikan lele diantaranya yaitu Edwardsiella tarda, Aeromonas hydrophilla, dan Aeromonas caviae.
- Edwardsiella tarda : Bakteri ini adalah penyebab dari penyakit Edwardseillosis atau Emphisemathous Putrevactive Disease of Catfish (EPDC). Edwardsiella tarda dapat hidup di perairan tawar ataupun perairan dengan salinitas tinggi, selain itu perairan yang mengandung bahan organik tinggi dan berlumpur mendukung keberadaan bakteri ini. Ikan lele yang terserang E. tarda dicirikan dengan gejala klinis berupa luka dipermukaan badan atau sirip.
- Aeromonas hydrophilla : Bakteri Aeromonas hydrophilla merupakan penyebab munculnya penyakit Hemorrhagi Septicaemia, Motil Aeromonas Septicaemia (MAS), Motil Aeromonas Infeksi (MAI), dan red pest (hama merah). Bakteri ini memliki kemampuan untuk hidup pada kondisi lingkungan (pH, suhu, salinitas) yang jauh berbeda. Bakteri ini bersifat oportunistik yang artinya dapat menyerang ikan lele ketika sistem imun ikan sedang lemah. Bakteri ini merupakan agen penyakit sekunder yang ikut menyerang ikan ketika penyakit primer sudah terlebih dahulu menyerang. Lebih dari itu, bakteri ini dengan mudah dapat menular ke ikan lele lainnya yang dalam satu lingkungan. Gejala klinis yang ditimbulkan bakteri ini ialah lesi pada kulit dan sirip yang membusuk serta dapat berujung pada kematian.Â
- Aeromonas caviae : Karakteristik yang dimiliki bakteri ini serupa dengan Aeromonas hydrophilla. Â Aeromonas caviae tidak seganas bakteri Aeromonas hydrophilla dalam segi virulensinya. Namun, tetap perlu diwaspadai pasalnya bakteri ini berakibat pada septicaemia dan mortalitas yang tinggi pada ikan lele.
- Parasit
Parasit merupakan organisme yang singgah pada bagian tertentu tubuh inang untuk memperoleh manfaat dan digunakannya sebagai modal pertumbuhan serta berkembangbiak. Berdasarkan tempat hidupnya, parasit didiferensiasikan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit merupakan parasit yang hinggap pada bagian luar tubuh ikan, sedangkan endoparasit hinggap di bagian organ dalam tubuh ikan. Beberapa contoh parasit yang menyerang ikan lele yaitu Quadriacantus, Trichodina, dan Spiroxys.
- Quadriacantus : Budidaya ikan lele kerap terserang parasit yang termasuk ke dalam famili Dactylogyridae ini. Gejala klinis yang dialami ikan lele ketika terinfeksi parasit ini yaitu perilaku berenang yang tidak normal, kerap menggesekan bagian tubuh ke dinding wadah budidaya, insang yang berwarna pucat, sungut yang rusak atau patah, dan geripis yang menyebabkan rusaknya struktur sirip. Parasit ini kerap sekali ditemukan pada bagian filamen dan lamella insang ikan lele.Â
- Trichodina : Morfologi bentuk tubuh parasit ini ialah cakram bulat dengan gigi-gigi pada bagian tengahnya. Parasit ini teridentifikasi pada kulit dan insang ikan. Ikan lele yang terjangkit parasit ini akan merasakan gatal-gatal sehingga menggosok-gosokan tubuhnya ke dinding wadah budidaya. Ciri-ciri ikan lele yang terinfeksi Trichodina yaitu produksi lendir yang banyak, tubuh ikan kurus karena berkurangnya nafsu makan, perubahan warna kulit menjadi kemerahan dengan bintik-bintik putih, dan pergerakan yang pasif. Parasit ini dapat menular melalui air atau pergesekan pada tubuh ikan, terlebih kondisi air yang buruk mempercepat dapat mempercepat penularan.Â
- Spiroxys : Parasit ini tergolong kedalam endoparasit dari kelompok nematoda. Spiroxys menyebabkan kerusakan pada usus dan timbulnya anemia pada ikan lele. Tidak hanya ikan lele, parasit ini teridentifikasi pada komoditas air tawar lainnya.Â
- Virus
Virus merupakan mikroorganisme yang bersifat patogen pada makhluk hidup yang di inanginya. Virus tidak dapat hidup diluar tubuh inangnya, sebab virus hanya dapat bereplikasi dengan memanfaatkan materi dalam tubuh inangnya. Tingkat penyebaran virus lebih tinggi dan cepat dibandingkan bakteri dan parasit, media penularan virus dapat melalui udara, air, dan benda. Pada budidaya ikan lele penyakit yang disebabkan oleh virus adalah Channel Catfish Virus Disease.
- Channel Catfish Virus Disease : Virus ini menginfeksi komoditas budidaya jenis catfish dengan agen penularnya ialah virus herpes. Benih ikan lele yang yang berukuran kurang dari 15 cm sering kali terinfeksi CCVD. Gejala klinis yang termonitor akibat virus ini adalah perut yang membengkak, pendarahan pada sirip, otot, ginjal, dan hati, ikan pucat, serta adanya cairan pada rongga perut. Virus ini menyebabkan penurunan nafsu makan dan lesu pada ikan sehingga berujung pada kematian.
Informasi diatas sudah menguraikan secara garis besar penyakit infeksius apa saja yang kerap mengganggu usaha budidaya ikan lele. Semoga budidaya ikan lele sahabat Sangkuti tidak terserang penyakit-penyakit tersebut ya. Cukup sekian artikel mengenai Penyakit pada Ikan Lele kali ini, semoga informatif ya. Silahkan share artikel ini bermanfaat ini dan artikel menarik lainnya dari Sangkuti Farm. Salam sukses Akuakultur!
Baca juga : Ciri Induk Lele Betina, Jangan Tertukar Ya!