Pembudidayaan Kutu Air Dalam Wadah Terkontrol

Pembudidayaan kutu air merupakan suatu upaya yang dilakukan para pembudidaya untuk memelihara kutu air dalam wadah terkontrol. Kutu air merupakan pakan yang memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan benih ikan dan bukaan mulutnya. Terdapat berbagai jenis pembudidayaan kutu air yang saat ini sudah di budidayakan, diantaranya Artemia sp., Daphnia sp., dan Moina sp.

pembudidayaan kutu air

1. Artemia sp.

Merupakan jenis kutu air dengan tubuh berwarna ke orange dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga Artemia sp. merupakan pakan yang cocok untuk larva ikan. Artemia sp. yang baru menetas mengandung protein 40%-50%, karbohidrat 15%-20%, lemak 15%-20%, abu 3%-4% sedangkan nilai kalorinya berkisar 5000-5500 per gram berat kering. Proses penetasan Artemia sp. yaitu dengan menggunakan air bersalinitas. Penetasan Artemia sp. dari siste akan menghasilkan nilai hatching rate yang lebih tinggi jika terlebih dahulu dilakukan tahap dekapsulasi. Tahap dekapsulasi Artemia sp. merupakan suatu upaya atau proses yang bertujuan untuk melarutkan cangkang dari siste atau kista yang menyelimuti embrio Artemia sp. dengan menggunakan suatu bahan atau senyawa hipoklorit tanpa membunuh embrio Artemia sp. Teknik dekapsulasi dilakukan untuk menghasilkan embrio bebas patogen, meningkatkan daya tetas, tidak adanya cangkang yang terbawa ke kolam budidaya, serta lebih mudah untuk langsung dimakan oleh predator.

2. Daphnia sp.

Daphnia sp. merupakan jenis custacea yang hidup secara bergerombol di perairan. Umumnya Daphnia sp. digunakan sebagai pakan untuk larva ikan air tawar. Daphnia sp. yang dewasa ini sering digunakan para pembudidaya larva ikan air tawar. Kandungan gizi yang terdapat pada Daphnia sp. yaitu protein 4%, lemak 0,54%, karbohidrat 0,67% dan abu 0,15%. Daphnia sp, memiliki ukuran tubuh relatif kecil berkisar antara 0,3-1 mm. Daphnia magna merupakan jenis. Budidaya Daphnia dilakukan dengan mempersiapkan wadah untuk budidaya fitoplankton terlebih dahulu. Fitoplankton tersebut berperan sebagai pakan alami untuk pertumbuhan Daphnia sp. di wadah budidaya, pastikan wadah bersih. Masukan bibit fitoplankton dan air dengan perbandingan 1 : 9, tambahkan pupuk kedalamnya lalu beri tambahan aerasi dengan kekuatan sedang untuk menghasilkan larutan hijau. Setelah dua hingga tujuh hari akan terbentuk larutan hijau, pindahkan larutan hijau kedalam wadah yang lebih luas selanjutnya masukan induk Daphnia sp. kedalam larutan hijau tesebut, beri aerasi pada wadah budidaya tersebut. Setelah 7-11 hari, Daphnia sp. akan mencapai puncak dari perkembangbiakannya. Lakukan pemanenan menggunakan jaring halus khusus untuk mengambil Daphnia sp. terlebih dulu di cuci menggunakan air bersih mengalir berdebit kecil sebelum diberikan pada larva ikan sebagai pakan.

3. Moina sp.

Kutu air Moina sp. atau Moina sp. sp. adalah jasad renik udang yang masuk ke dalam bagian dari filum Crustacea serta subordo Cladocera. Moina sp. sp. sangat cocok dijadikan sebagai pakan alami larva ikan karena ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan yaitu sekitar 500-1.000 µm. Moina sp. sp. sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Moina sp. sp. termasuk kedalam filter feeder atau memperoleh makanan dengan cara menyaring zat terlarut yang ada di dalam perairan. Moina sp. sp memliki bentuk tubuh yang cenderung pipih ke samping dan tembus pandang sehingga bagian tubuhnya dapat terlihat secara langsung, termasuk sistem yang terjadi didalam tubuhnya seperti sistem pencernaan, dinding tubuh bagian punggung membentuk suatu lipatan yang dapat menutupi bagian tubuh berserta anggota-anggota tubuh pada kedua sisinya. Moina sp. membulat dengan garis tengah 0.9 – 1.8 mm dan berwarna kemerah-merahan, sedangkan bagian perut terdapat 10 silia, pada bagian punggung dari Moina sp. ditumbuhi rambut-rambut kasar. Moina sp. sp. merupakan organisme yang bersifat planktonik dan bergerakaktif dengan alat geraknya yaitu kaki renang. Kutu air jenis Moina sp. memiliki bentuk ekor yang lebih panjang. Moina sp. sp dapat ditemukan pada habitat air tawar dan dapat hidup di sungai, parit, rawa-rawa, dan air tergenang. Kualitas lingkungan perairan yang mendukung pertumbuhan Moina sp. sp yaitu berada pada kisaran suhu 22- 31o C dan pH antara 6,6 – 7,4. Pada habitat alaminya, sumber asupan bagi Moina sp. memegang peranan yang sangat penting dalam siklus produksi Moina sp.. Komponen biotik dan abiotic seperti kualitas dan kuantitas air, tingkat kualitas pakan serta kepadatan populasi menjadi faktor yang paling penting yang berhubungan langsung dengan pertumbuhan populasi dari Moina sp..

Pemberian pakan pada kutu air dapat berupa fitoplankton atau mikroalga, beberapa jenis mikroalga yang bisa digunakan sebagai pakan untuk kutu air yaitu, Chlorella sp. dan Spirullina sp. Chlorella sp merupakan salah satu jenis alga hijau bersel satu berbentuk bulat atau bulat telur berdiameter 3 – 8 mikron, memiliki khloroplas berbentuk seperti cawan dan memiliki dinding yang keras. Kandungan nutrien didalam Clorella sp. memiliki kandungan nutrisi protein sebesar 51–58% minyak sebesar 28-32%, karbohidrat 12- 17%, lemak 14-22%, dan asam nukleat 4-5%. Sedangkan Spirulina sp. memiliki kandungan nutrient yaitu 39,63 % protein dan merupakan sumber mikronutrien serta kaya akan B12, beta karoten dan phytopigment xanthophyl.

bagaimana sahabat sangkuti terkait artikel pembudidayaan kutu air dalam wadah terkontrol ini?

Baca Juga: Apa Saja Jenis Ikan Keramba Jaring Apung

Nilai Kualitas Konten

About raniaudona

CEK JUGA ARTIKEL INI :

Bibit Ikan Gurame, Langkah Budidayanya?

Halo sahabat sangkuti Kembali lagi bersama mimin yang tentunya akan memberikan pengetahuan baru, kali ini …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

error: Content is protected !!
Chat Kami
1
Terima kasih 😀🙏🏻

Silahkan diskusikan kepada kami tentang budidaya ikan, kolam terpal dan perlengkapan perikanan budidaya lainnya. Kami siap membantu anda 😊😊

Oh iya, Kami hari ini sedang ada promo pelatihan budidaya online hanya 100ribuan berisi 60 video tutorial. 👍