Pakan Lele 1000 Ekor Sampai Panen, Berapa Ya?

Halo sahabat Sangkuti, kembali lagi pada artikel Sangkuti Farm yang informatif, inspiratif, dan inovatif demi pengembangan budidaya ikan lele berkelanjutan. Bagaimana kabar budidaya ikan lele akang? Semoga selalu lancar dan cepat besar ya. Pada kesempatan kali ini Sangkuti Farm akan membahas mengenai pakan lele 1000 ekor sampai panen. Pakan merupakan komponen input paling penting dalam produktivitas komoditas budidaya. Pemberian pakan dapat direncanakan dan diperhitungkan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai. Pakan yang diberikan tanpa adanya perhitungan dapat berimplikasi pada besarnya anggaran biaya operasional. Biaya operasional budidaya ikan lele didominasi oleh biaya pakan dengan presentase 60-80%. Pemberian pakan untuk populasi budidaya ikan lele berbeda kuantitasnya berdasarkan biomassa pada suatu wadah budidaya. Biomassa ikan lele dapat dihitung berdasarkan bobot individu yang dikalikan dengan jumlah individu.  Perhitungan pakan lele yang dibutuhkan untuk 1000 ekor dengan masa pemeliharaan 3-4 bulan sampai panen dibutuhkan data mengenai biomassa untuk dihitung lebih lanjut.

Ikan yang merupakan introduksi dari benua afrika ini dibudidayakan dengan pemberian pakan berupa pelet. Pelet adalah pakan buatan pabrikan yang diformulasikan khusus untuk komoditas budidaya tertentu dengan kandungan nutrisi yang kompleks. Pelet secara istilah merupakan salah satu bentuk pakan buatan, dalam hal ini ikan lele efisien dalam memanfaatkan pakan buatan dalam bentuk pelet. Pakan buatan produksi pabrik bersifat komersil dalam industri akuakultur, pembudidaya memiliki banyak akses untuk memperoleh pasokan pakan buatan. Pakan pelet untuk budidaya ikan lele berupa butiran dengan ukuran diameter yang beragam. Ukuran diameter pakan yang perlu digunakan bergantung pada bukaan mulut ikan lele yang dibudidayakan. Terdapat ukuran pakan 1 mm, 2 mm, dan 3 mm yang umum digunakan dalam kegiatan budidaya lele. Pertumbuhan ukuran pada ikan diiringi juga dengan pertambahan ukuran pakan yang diberikan agar efisiensi produksi tercapai. Formulasi nutrisi pada pakan buatan terdari dari beberapa kriteria proksimat. Kriteria pakan buatan untuk kegiatan budidaya ikan lele yaitu protein min. 25%, lemak min. 5%, kadar abu maks 13%, kadar air maks. 12%, dan serat kasar maks. 8%. Protein pakan yang semakin tinggi membuka peluang pertumbuhan ikan yang lebih cepat.

Pemberian pakan yang baik tidak diberikan sembarangan tanpa perhitungan. Tidak adanya kalkulasi yang tepat dalam penimbangan pakan yang diberikan, berdampak pada borosnya penggunaan pakan sekaligus bengkaknya biaya operasional. Perhitungan pakan yang akan diberikan membutuhkan data biomassa ikan. Biomassa adalah bobot total biota yang hidup dalam satu populasi wadah budidaya. Melalui data biomassa memudahkan pembudidaya dalam kuantifikasi pemberian pakan dan memprediksi waktu serta jumlah panen. Data biomassa dapat diperoleh dengan beberapa cara perhitungan. Pertama yaitu sampling bobot individu rata-rata ikan dengan cara ditimbang pada saat awal penebaran, kemudian bobot rata-rata dikalikan dengan jumlah ikan (ekor). Cara kedua yaitu apabila memungkinkan satu populasi ikan (seluruh individu) langsung ditimbang basah, cara ini lebih akurat dibandingkan cara yang pertama. Data biomassa tidak hanya berperan dalam porsi pemberian pakan, namun juga berfungsi sebagai pengendali carrying capacity suatu wadah budidaya. Pembudidaya dapat mempertimbangkan kepadatan ikan dengan data biomassa yang dimiliki.

Metode pemberian pakan yang aplikatif untuk budidaya ikan lele yaitu ad satiation dan restricted. Metode ad satiation adalah pemberian pakan secara sekenyang-kenyangnya. Pakan diberikan secara terus menerus pada waktu tertentu sampai ikan lele menunjukan respon tidak ingin makan lagi. Pemberian pakan melalui metode ini dilakukan secara bertahap dikit demi sedikit. Respon ikan yang menunjukan nafsu makan setiap waktunya berbeda, hal ini menyebabkan adanya perbedaan jumlah pakan yang diberikan setiap harinya. Ikan lele bersifat rakus, dengan demikian pembudidaya harus cermat dalam mengevaluasi respon makan ikan agar pakan yang diberikan tidak berlebih. Metode restricted adalah pemberian pakan dengan batasan jumlah yang bergantung pada presentase feeding rate. Feeding rate itu sendiri merupakan presentase pakan yang diberikan berdasarkan biomassa ikan. Feeding rate atau FR pada pembesaran ikan lele umumnya berkisar antara 3-7%. Nilai tersebut bergantung pada nafsu makan dan pertumbuhan ikan setiap waktunya. Nilai FR akan bertambah seiring dengan pertumbuhan dan masa pemeliharaan ikan. Sebagai contoh biomassa ikan lele pada kolam terpal yaitu 300 kg, pemberian pakan secara restricted (FR 5%) maka jumlah pakan yang diberikan dalam satu harinya yaitu; 300 kg ikan dikali 5% sama dengan 15 kg pakan. Frekuensi pemberian pakan ikan lele umumnya dilakukan 2-3 kali sehari pada waktu pagi, siang, dan sore hari atau hanya pada pagi dan sore hari saja.

Masa pemeliharaan budidaya ikan lele sampai dengan panen bergantung pada segmentasi yang diterapkan dan ukuran lele yang digunakan pada masa awal penebaran. Pada segmentasi pendederan yang membudidayakan ikan lele sampai ukuran tertentu sesuai dengan permintaan pembudidaya pada segmentasi pembesaran membutuhkan waktu yang beragam. Dalam waktu 2 bulan ikan lele dapat mencapai ukuran 7-9 cm dari awal penetasan. Begitu juga pada segmentasi pembesaran, masa pemeliharaan berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh ukuran benih yang digunakan, kualitas pakan yang diberikan, dan kualitas lingkungan budidaya. Satu siklus pembesaran ikan lele umumnya memakan waktu 3-4 bulan pemeliharaan. Masa pemeliharaan selama 95 hari atau kurang lebih 3 bulan dibutuhkan dalam produksi ikan lele dari ukuran 7-9 cm (7 gram) sampai dengan ukuran panen. Penggunaan benih dengan ukuran 5-7 cm (5 gram) membutuhkan masa pemeliharaan lebih lama mencapai 120 hari atau 4 bulan sampai panen.

Perhitungan jumlah pakan yang diberikan dapat direncanakan sejak sebelum kegiatan pemeliharaan dilakukan. Estimasi kebutuhan pakan dikalkulasikan sebagai prediksi yang dapat diukur. Pakan yang dibutuhkan dalam membudidayakan 1000 ekor ikan lele sampai panen dapat dihitung melalui beberapa aspek yang diasumsikan. Asumsi benih yang digunakan berukuran panjang 7-9 cm dengan ukuran bobot individu yaitu 7 gram. Dapat diperoleh data biomassa pada awal penebaran yaitu 7 kg (7 gram dikalikan 1000 ekor ikan). Waktu pemeliharaan sampai panen diprediksi memakan waktu 95 hari. Pemberian pakan dengan metode restricted (FR 3-5%). FR 3% diaplikasikan pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-10. FR 4% diaplikasikan pada hari ke-11 sampai dengan hari ke-31. FR 5% diaplikasikan pada hari ke-32 sampai dengan hari ke-95 (panen). Jumlah pakan yang diberikan pada awal penebaran yaitu 210 g (7000 g dikalikan dengan 3 %). Perhitungan kebutuhan pakan akan lebih mudah dengan formula feeding program pada software Ms. Excel. Hasil perhitungan kebutuhan pakan sampai panen untuk 1000 ekor ikan lele yaitu 220 kg. Selama masa pemeliharaan wajib dilakukan sampling rutin yang dapat dilakukan bersamaan ketika kegiatan grading. Sampling berfungsi untuk mengidentifikasi bobot individu dan biomassa yang bertambah selama pemeliharaan. Melalui hal tersebut pemberian pakan dapat dikalkulasikan lebih akurat.

Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi sahabat sangkuti semuanya. Jangan lupa untuk like dan share artikel ini dan artikel lainnya dari Sangkuti Farm. Terimakasih, sampai jumpa, happy farming, dan salam sukses akuakultur!

Baca juga :   Panen Lele 29 Hari, Emang Bisa?