Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam proses budidaya, untuk itu perlu di ketahui pakan bibit ikan lele yang baik untuk pertumbuhannya. Pakan memegang lebih dari 70% dari biaya produksi yang digunakan selama proses budidaya berlangsung. Nutrisi pada pakan bibit lele harus di sesuaikan dengan kebutuhan bibit lele dalam melangsungkan proses pertumbuhan.
Pakan ikan di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan yang berasal dari mahluk hidup baik dalam keadaan segar maupun dalam keadaan beku, beberapa contoh pakan alami yang biasa digunakan untuk proses budidaya ikan yaitu fitoplankton atau mikroalga, zooplankton, cacing sutra, jenis ulat – ulat seperti maggot dan ulat hongkong. Pakan buatan merupakan pakan yang dibuat dengan mencampurkan berbagai jenis tepung dan zat lain yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada ikan, pakan buatan dibedakan menjadi pakan apung dan tenggelam dengan berbagai ukuran.
Sekarang kita akan membahas mengenai jenis pakan alami yang dapat diberikan pada bibit lele mulai dari mikroalga, zooplankton, hingga cacing.
1. Mikroalga atau fitoplankton
Mikroalga atau fitoplankton merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang memeliki peran sebagai produsen primer. Mikroalga dapat membuat makanannya sendiri dengan bantuan matahari karena adanya kandungan klorofil di dalamnya. Bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis fitoplankton akan di manfaatkan oleh zooplankton maupun larva ikan sebagai sumber makanan alami. Seperti yang sudah pernah di bahas pada artikel sebelumnya mengenai mikroalga, terdapat beberapa jenis mikroalga yang biasa dan bisa digunakan sebagai pakan untuk proses budidaya, khususnya pada segmentasi pembenihan. Beberapa jenis mikroalganya yaitu,
- Kelas Bacillariophyceae
Bacillariophyceae menempati posisi pertama sebagai mikroalga yang paling banyak di temukan di perairan. Ukuran tubuh pada kelas Bacillariophyceae berkisar 5 μm–2 mm. Terdapat dinding sel yang mengandung silikat dengan cangkang yang sanat kuat. Bacillariophyceae secara umum memiliki sel tunggal yang soliter, namun ditemukan beberapa yang hidup saling terhubung dan membentuk sebuah koloni berbentuk rantai.
Terdapat dua jenis ordo pada Kelas Bacillariophyceae:
- Centrales (centric Bacillariophyceae)
Bacillariophyceae sentrik (centric) memiliki ciri yaitu bentuk sel simetri radial
- Pennales (pennate Bacillariophyceae)
Bacillariophyceae penat (pennate) memiliki bentuk sel simetri bilateral yang umumnya memanjang, atau berbentuk sigmoid seperti huruf “S”
- Kelas Chlorophyceae
Chlorophyceae hidup di air tawar dan merupakan jenis mikrolaga yang saat ini menjadi mikroalga yang paling banyak di budidayakan. Ciri – ciri dari mikroalga yang berada pada kelas Kelas Chlorophyceae yaitu memiliki cadangan makanan dalam bentuk pirenoid dan dinding selnya terdiri dari selulosa. Pada mikroalga kelas Kelas Chlorophyceae terdapat kloroplas dalam tubuhnya . Kloroplas tersebut mengandung pigmen klorofil a dan b serta karotenoid, dengan jenis pigmen yang paling banyak ditemukan yaitu pigmen klorofil a, sehingga menyebabkan alga ini dominan memiliki warna hijau.
- Kelas Cyanophyceae (Alga Hijau Biru)
Cyanophyceae bergerak dengan cara meluncur, hal ini terjadi karena pada Alga Hijau Biru tidak memiliki flagella sebagai alat gerak. Mikroalga pada kelas Cyanophyceae memiliki zat warna hijau kebiruan (Cyanophysin) atau biasa disebut pigmen fikosianin. Selain memiliki zat warna hijau kebiruan (Cyanophysin) mikroalga yang termasuk kedalam kelas Cyanophyceae juga memiliki pigmen lain yaitu fikoeritrin yang berwana merah, klorofil, karoten, dan xantofil. Cyanophyceae memiliki sel berbentuk bola atau silinder dengan ukuran 0,2-2 μm, mampu toleransi terhadap fluktuasi suhu yang lebih tinggi (di atas 30°C). Kelas Cyanophyceae atau biasa disebut kelompok alga hijau biru umumnya ditemukan di perairan dangkal maupun pada perairan pantai tropis.
2. Zooplankton
Zooplankton merupakan organisme yang hidup di perairan dengan mengikuti arah gerak kolam perairan. Zooplankton biasanya dikonsumsi oleh larva ikan lele yang baru berusia 3 hari. Selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulur larva ikan lele, zooplankton juga memiliki kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva untuk tumbuh dan berkembang. Beberapa jenis zooplankton yang biasa diberikan yaitu,
- Artemia sp.
Kandungan nutirisi yang terkandung pada Artemia sp. yang baru menetas mengandung protein 40%-50%, karbohidrat 15%-20%, lemak 15%-20%, abu 3%-4% sedangkan nilai kalorinya berkisar 5000-5500 per gram berat kering.
- Daphnia sp.
Kandungan nutrisi atau gizi yang terdapat pada Daphnia khsusnya pada spesies Daphnia magna yaitu protein 39,24%, lemak 4,98%, karbohidrat 4,32% dan kadar abu 14,63%
- Moina sp.
Kandungan nutrisi yang terdapat pada Moina sp. yaitu terdiri dari protein 37,38%, lemak 13,29%, sabu 11,00%, dan kadar air sebesar 99,60%.
3. Cacing
Cacing merupakan salah satu organisme yang banyak digunakan sebagai pakan alami pada proses budidaya ikan. Jenis cacing yang biasa digunakan yaitu,
- Tubifex sp. atau cacing sutra
Tubifex sp. memiliki kandungan nutrisi berupa protein 59%, lemak 9%, dan serat kasar 0,01%. Kandungan protein yang tinggi pada cacing sutra menjadikan cacing sutra sebagai pakan alami andalan untuk pertumbuhan ikan. Pemberian pakan berupa cacing sutra biasanya diberikan secara hidup.
- Cacing darah
Cacing darah dengan nama latin Chironomus sp. memiliki kandungan nutirisi yang juga terbilang cukup tinggi yaitu 56,60% protein, 2,80 % lemak, serta 11,6% abu. Chironomus sp. yang dijual di pasaran biasanya telah di bekukan dan di pack.
Sekian artikel terkait pakan bibit ikan lele yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat!
Baca Juga: Pembesaran Lele Di Kolam Beton Paling Awet!