Halo sobat sangkuti, artikel kali ini akan menjawab rasa penasaran sobat terkait bagaimana menstabilkan air sebelum ditebari lele. Aspek persiapan kolam sebelum penebaran benih dalam suatu kegiatan budidaya ikan merupakan hal yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena aspek ini dapat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh pada saat panen. Beberapa aspek yang mencakup persiapan-persiapan kolam sebelum ditebari ikan di antaranya:
- Sumber air bebas bahan pencemar
- Tersedianya saluran air masuk (inlet) dan air keluar (outlet)
- Pengeringan
- Pengangkatan lumpur kolam
- Pengapuran
- Pemberian saponin
- Pemupukan
- Pengisian air
Air kolam yang akan digunakan haruslah bersumber dari tempat yang bebas pencemar. Bahan pencemar yang dimaksud yaitu seperti penambahan sesuatu berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber air perairan tersebut. Contoh bahan pencemar yang tidak boleh digunakan sebagai sumber air budidaya ikan yaitu seperti air yang mengandung persenyawaan logam berat, sianida, bahan organik sintetis, limbah rumah tangga, bakteri patogen, limbah panas, atau limbah organik. Kolam budidaya yang baik juga harus menyediakan saluran inlet dan outlet. Saluran inlet berfungsi untuk memasukkan air ke dalam kolam yang digunakan. Saluran outlet berfungsi untuk mengeluarkan air ke dalam kolam yang digunakan.
Pengeringan kolam merupakan kegiatan awal dalam persiapan kolam budidaya. Pengeringan ini dapat dilakukan saat ikan sudah dipanen. Kolam dikeringkan selama 3-7 hari dan dijemur dengan bantuan sinar matahari. Sinar matahari akan mematikan sebagian besar mikroorganisme patogen. Pengeringan ini juga dapat membebaskan gas-gas beracun yang tersekap pada dasar kolam. Pengangkatan lumpur juga perlu dilakukan dengan cara pembajakan apabila kondisi tanah dasar kolam kering sempurna. Apabila lumpur berwarna hitam, tebal, dan berbau busuk, itu mengartikan bahwa tanah tersebut mengandung gas beracun seperti hidrogen sulfida (H2S), nitrit (NO2) dan amoniak (NH3) yang dapat mematikan ikan.
Lalu bagaimana menstabilkan air sebelum ditebari ikan. Kualitas air yang akan digunakan sebagai media budidaya dapat distabilkan dengan melakukan pengapuran. Pengapuran kolam budidaya ikan bertujuan agar pH tanah dapat meningkat. Kadar pH tanah kolam ini dapat berasal dari tingkat keasaman potensial akibat aktivitas budidaya ikan, khususnya yang berasal dari bahan organik yang ada di kolam. Penentuan kebutuhan kapur CaCO3 dalam satuan (kg/ha) adalah mengikuti pH tanah yang diukur.
- Apabila pH tanah 5,0-5,5, maka kebutuhan kapur yaitu 2500 kg/ha
- pH 5,6-6,0, kebutuhan kapur 2000 kg/ha
- pH 6,1-6,5, kebutuhan kapur 1.500 kg/ha
- pH 6,6-7,0, kebutuhan kapur 1000 kg/ha
- pH 7,1-7,5, kebutuhan kapur 500 kg
- pH di atas 7,5 kebutuhan kapur 0 kg/ha
Kolam yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele yaitu yang memiliki pH 7-8. Proses pengapuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Selama kegiatan pengapuran ini, sebaiknya pencampuran kapur dengan tanah dasar kolam sampai kedalaman 10 cm. Setelah itu, kolam didiamkan selama 2-3 hari. Kemudian untuk meningkatkan kesuburan tanah dasar dapat dilakukan dengan memberikan pupuk organik (kotoran sapi). Pupuk organik kotoran sapi dibutuhkan 1-2 ton/ha, dan sangat cepat dalam menumbuhkan alga dasar. Pertumbuhan alga dasar sudah terbentuk pada hari ke 3 ditandai dengan warna tanah dasar kehijauan.
Apabila air pada kolam budidaya berwarna terlalu pekat, maka dapat diberi saponin yang berfungsi menyerap atau mematikan plankton. Saponin digunakan untuk membunuh plankton yang sangat pekat, sehingga dapat menaikkan kualitas air. Alternatif lain yaitu menggunakan biji teh yang dapat diambil minyaknya, ampasnya berupa tepung mengandung racun saponin, dengan kadar antara 10-13 ppm. Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Setelah itu, tunggu kembali hingga air kolam sudah berwarna hijau yang tidak terlalu pekat.
Saat berada dalam kondisi ini, air kolam dapat diisi hingga mencapai 20 cm dari dasar kolam. Kesuburan air kolam dapat diperhatikan dengan cara diberi pupuk anorganik 150 kg/ha urea dan 75 kg/ha SP-36. Penggunaan pupuk anorganik ini mudah larut dalam air kolam. Perubahan yang terjadi setelah 7 hari adalah warna air kolam mulai berwarna kuning kehijauan. Kondisi ini menyatakan bahwa pakan alami berupa phytoplankton telah tumbuh, maka ketinggian air kolam dapat dinaikkan hingga 60-75 cm.
Tahap penggenangan air di kolam budidaya dilakukan dengan pemasukan air ke dalam kolam yang dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan agar kelarutan unsur hara dari tanah menuju ke air kolam dapat dilakukan secara perlahan dan memberi kesempatan pada alga dasar melekat dengan kuat pada sedimen kolam. Dengan demikian bibit ikan lele telah dapat ditebar. Kolam tanah baik digunakan untuk kolam budidaya, hanya saja harus memperhatikan kebersihan dan jenis ikan apa yang ingin dibudidayakan, karena sebagian jenis ikan, dapat melubangi tanah dan keluar dari kolam budidaya. Tanah yang gembur dan kaya hara akan menyediakan pakan alami bagi ikan, sehingga dapat mengurangi biaya pakan ikan.
Bagaimana sahabat sangkuti terkait artikel tentang menstabilkan air sebelum ditebari lele ini, semoga dapat memebantu sahabat sangkuti. salam sukses!
Baca Juga: Pertanyaan Tentang Budidaya Lele Bagi Pemula