Pertumbuhan ikan lele dipengaruhi oleh pakan dan teknik dalam memberi makan ikan lele. Pakan yang baik merupakan pakan dengan kandungan nutrient sesuai dengan kebutuhan ikan untuk melakukan pertumbuhan. Protein merupakan salah satu nutrien yang dibutuhkan oleh ikan terutama dalam melakukan pertumbuhan.
Selama proses pemeliharaan ikan lele, pembudidaya biasanya dibedakan menjadi 3 segmentasi yaitu segemntasi pembenihan, pendederan, dan segmentasi pembesaran. Pada segmentasi pembenihan larva ikan lele yang baru menetas tidak membutuhkan makanan hingga 3 hari, hal ini disebabkan larva ikan lele masih membawa kuning telur sebagai makanan cadangan. Masuk pada hari pemeliharaan ke 4 hingga 2 minggu pertama benih ikan lele sebaiknya diberi pakan berupa pakan alami dengan teknik pemberian pakan secara ad libitum atau selalu tersedia. Pakan alami yang diberikan dapat berupa kutu air seperti daphnia, artemia, maupun moina. Kutu air yang diberikan pada benih ikan lele sebaiknya merupakan kutu air hasil budidaya sendiri. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kontaminasi hama dan penyakit yang terbawa oleh wadah pemeliharaan kutu air. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kutu air memiliki kandungan protein yang sangat baik untuk pertumbuhan ikan. Artemia memiliki kandungan nutrient berupa protein sebesar 40%-50%, karbohidrat 15%-20%, lemak 15%-20%, abu 3%-4%, sedangkan pada Daphnia mengandung protein sebanyak 54%, lemak 0,54%, karbohidrat 0,67% dan abu 0,15%. Kandungan tersebut sangat baik untuk tumbuh kembang benih ikan lele. Selain pakan alami berupa kutu air, sahabat sangkuti juga dapat memberikan pakan alami berupa cacing sutra. Cacing sutra merupakan jenis cacing – cacingan yang biasa hidup pada perairan tenang dan bersih. Kandungan nutrient pada cacing sutra atau cacing rambut sudah tidak di ragukan lagi. Cacing sutra dengan nama ilmiah Tubifex sp. memiliki kandungan nutrisi berupa protein 59%, lemak 9%, dan serat 0,01%. Cacing sutra hidup subur pada daerah tropis tepatnya pada dasar perairan seperti danau, sungai dan saluran pembuangan yang berair jernih. Perairan dengan kondisi yang buruk merupakan lingkungan yang tidak cocok untuk kelangsungan hidup cacing sutra. Cacing sutra termasuk jenis hewan hemaprodit. Hewan hemaprodit yaitu hewan yang memiliki dua jenis alat kelamin. Cacing sutra biasanya dijual dalam satuan liter. Harga yang di tawarkanpun cukup beragam mulai dari 27.000 – 45.000 per liternya bergantung dengan lokasi sahabat sangkuti. Sama halnya dengan kutu air pemberian pakan dengan menggunakan cacing sutra juga sebaiknya dilakukan dengan menggunakan teknik ad libitum atau selalu ada dalam perairan.
Setelah berusia lebih dari dua minggu benih ikan lele dapat diberi pakan berupa pelet dengan ukuran yang menyesuaikan bukaan mulutnya. Pemberian pakan pada benih lele dilakukan dengan teknik ad satiation atau sekenyangnya. Teknik ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan pada benih ikan lele. Pada usia pemeliharaan diatas 2 minggu ikan lele cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, sehingga saaat pemberian pakan lebih sering dilakukan ikan akan lebih cepat tumbuh. Pada pemberian pakan menggunakan teknik ad satiation sebaiknya dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari adanya penumpukan pakan di dasar perairan, pastikan ikan tidak memuntahkan kembali pakan yang telah di konsumsi. Penumpukan pakan atau sisa pakan yang berada di dasar perairan cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup benih ikan lele, tingginya kandungan organik di dasar perairan dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut. Rendahnya oksigen terlarut diperairan menyebabkan ikan kesulitan untuk bernapas. Ikan lele yang sudah masuk ukuran palang sudah dapat diberikan pelet dengan ukuran yang lebih besar, pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari menggunakan teknik ad restricted atau perhitungan biomassa.
 Pemberian pakan yang umum dilakukan oleh pembudidaya yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Namun sebaiknya pada ikan lele diberi pakan pada pagi, siang, dan malam hari. Pemberian pakan pada malam hari disebabkan ikan lele merupakan jenis ikan nokturnal, atau ikan yang aktif hidup di malam hari. Pemberian pakan ada malam hari dinilai efektif untuk mengurangi tingkat kanibalisme pada ikan lele. Sifat kanibalisme pada ikan lele dapat merugikan proses budidaya, selain karena menyebabkan penurunan biomassa pada akhir pemeliharaan hal ini juga menyebabkan kualitas perairan menurun. Menurunnya kualitas peraian memungkinkan adanya hama dan penyakit untuk masuk dalam wadah pemeliharan, maka dari itu dibutuhkan adanya probiotik atau vitamin untuk meningkatkan imun pada ikan lele. Imunitas ikan lele yang baik mampu menghambat serangan hama dan penyakit pada ikan lele. Pemberian probiotik atau vitamin dapat diberikan dengan menggunakan teknik penambahan dalam pakan, penyuntikan, dan perendaman. Secara umum penambahan probiotin dilakukan dengan mencampurkan zat tersebut ke dalam pakan. Terlebih dahulu probiotik atau vitamin yang berbentuk serbuk di encerkan terlebih dahulu sesuai dengan dosis yang telah di tentukan. Selanjutnya campurkan larutan tersebut ke dalam pakan dan aduk hingga menjadi homogen. Setelah pakan dan probiotik atau vitamin homogen, keringkan pakan. Proses pengeringan pakan sebaiknya jangan dilakukan langsung dibawah matahari, hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya kandungan didalam probiotik atau vitamin, cukup lakukan proses kering anginkan saja.
Itulah beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk memberi makan ikan lele dari segmentasi pembenihan hingga pembesaran. Semoga bermanfaat terimakasih!.