Kali ini kami ingin membahas tentang Manajemen Pakan Budidaya Lele. Pembudidaya ikan lele dalam pemberian pakan kadang-kadang tidak mengindahkan tentang pakan yang efektif dan effisien. Efektif dalam hal pakan yang diberikan bisa dimakan ikan dan efisien dalam hal pembiayan modal pembelian pakan. Pada prakteknya yang acap kali dijumpai di antara pembudidaya ikan lele adalah memberi makan lelenya sampai kekenyangan bahkan kadang-kadang pakan tersebut terbuang sia – sia karena sudah tidak dimakan oleh ikan lele.
Para pembudidaya ikan lele berpikiran atau berasumsi bahwa semakin banyak lele makan maka semakin pesat dan besar pula lele yang dihasilkan sehingga panen melimpah. Pikiran kian besar lele, maka akan semakin pesat panen pada kenyataannya tidak seperti itu. Justru berlebihan memberi pakan akan membuat pembudidaya ikan lele gulung tikar atau merugi. Lele yang kekenyangan cenderung berdiam menggantung di permukaan air sehingga mudah diserang parasit dan kuman. Seandainya terjadi situasi yang mengejutkan, seperti riak air secara tiba-tiba, ikan yang lambungnya penuh akan mudah memuntahkan kembali pakan yang sudah dimakannya. Pakan yang demikian secara tidak langsung akan menjadi amoniak dan akan menjadi racun untuk ikan lele. Timbunan limbah ini akan mewujudkan habitat ikan memburuk, seperti air berbusa, berwarna abnormal, dan sebagainya. Habitat Ikan lele yang rusak akan mengganggu perkembangan ikan lele.
Perkembangan ikan lele lebih cepat besar yang 80% kenyang. Ketika makan 80%, pencernaan lele punya waktu untuk menghasilkan enzim pemecah protein, karbohidrat, dan lemak serta pakan yang sudah dimakan tak dikeluarkan kembali karena kekenyangan. Selain itu, dengan memberi makan sekitar 80% saja, dapat menghemat pakan. Jika untuk menciptakan 1 ton lele dengan cara ad libitum (sekenyangnya) butuh 1 ton pakan, maka apabila kita menggunakan cara 80%, maka hanya diperlukan 8 kuintal saja untuk menempuh berat yang sama.
Oleh sebab itu, manajemen pakan lele penting untuk dilihat. Selain menghemat dengan sistem 80%, lele juga dianjurkan puasa sehari dalam seminggu. Tujuannya untuk detoks sistem pencernaan dan memberi waktu untuk pergantian sel-sel organ pencernaan sehingga lebih sehat.
Tak cuma itu, puasa lele juga mampu mengurangi bau pelet pada malam hari dan memberi waktu bagi organisme di kolam untuk mengurai limbah organik. Hakekatnya, lele tak 100% puasa. Ketika lele “berpuasa” pakan yang diberikan oleh manusia, lele akan konsisten memanfaatkan pakan natural berupa plankton yang ada di dalam kolam.
Pada dasarnya, pemberian pakan berkala lebih bagus daripada pemberian pakan hingga kenyang. Selain menciptakan ikan lebih sehat juga mutu air lebih terjaga.
Sekian artikel mengenai Manajemen Pakan Budidaya Lele
Smoga bermanfaat 🙂