SangkutiFarm.com 
Hai hallo sahabat Sangkuti pernah tidak mendengar penyakit lele kuning. Nah disini mimin yang akan berbagi informasi, tips and tricks dan berbagai hal menarik lainnya mengenai budidaya ikan lele untuk membantu sahabat sangkuti dalam melakukan proses budidaya lele. Dalam melakukan proses budidaya ikan lele pastinya akan ditemukan hambatan dan halangan. Salah satu hambatan yang biasa ditemui yaitu serangan penyakit pada ikan. Ikan yang terserang penyakit cenderung memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah.
Penyakit lele kuning atau disebut jaundice masih menjadi masalah dalam kegiatan budidaya ikan lele. Penyakit ini dapat menyerang ikan lele pada stadia benih hingga stadia dewasa. Hingga saat ini masih dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab spesifik penyakit ikan lele kuning. Pemberian pakan yang sudah tidak layak dan pemberian pakan alternatif secara berlebihan diduga menjadi faktor eksternal penyebab penyakit lele kuning. Sesuai dengan nama penyakitnya ikan lele yang terserang penyakit LeNing atau Lele Kuning memiliki tubuh dan organ dalam tubuh yang berwarna kuning hingga kehijauan. Ketika di lakukan proses pembedahan organ dalam ikan, akan tercium aroma busuk dan keluarnya cairan berwarna kuning dari dalam perut ikan. Terdapat perbedaan struktur organ dalam tubuh ikan lele yang terserang penyakit lening dengan ikan lele yang sehat. Warna yang semakin pekat menunjukan tingkat paparan penyakit pada ikan lele. Warna kuning yang terdapat pada tubuh dan organ tubuh ikan lele diduga akibat adanya kandungan bilirubin yang masuk pada sel – sel di dalam jaringan tubuh ikan lele. Proses terganggunya jaringan empedu dan fungsi hati menyebabkan bilirubin yang seharusnya dikeluarkan melalui empedu dan diproses hingga terbuang bersamaan dengan feses tidak berjalan secara optimal. Penyakit LeNing menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas dalam proses budidaya ikan lele, karena dapat menular dan menyebabkan kematian. Ikan lele kuning bergerak lebih lamban, tidak nafsu makan, dan menggantung di perairan. Hal ini disebabkan kecenderungan ikan untuk mengutamakan proses osmoregulasi terlebih dahulu untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ikan LeNing juga menjadi sasaran utama santapan ikan lele sehat yang berada dalam wadah pemelihraan yang sama, sehingga hal ini akan menurunkan total individu yang di panen pada akhir masa pemeliharaan. Untuk itu perlu dilakukannya upaya pencegahan serangan penyakit lele kuning pada ikan budidaya sahabat sangkuti.
Pencegahan Penyakit
Upaya pencegahan yang dilakukan memungkinkan timbulnya peningkatan pengeluaran dalam proses budidaya, namun hal tersebut tidak berpengaruh terlalu besar jika dibandingkan dengan kerugian yang ditimbulkan dari paparan penyakit ikan lele kuning. Tindak pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu, memberikan pakan dengan kualitas yang baik. Pakan dengan kualitas baik ditandai dengan tidak tercium aroma tengik, memiliki tekstur yang normal, tidak terdapat jamur pada pakan, dan memiliki komposisi nutrisi yang sudah memenuhi standar. Selain itu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit lele kuning yaitu dengan rutin melakukan proses sortir atau pengecekan pada ikan lele, sehingga kualitas ikan lele dipastikan aman, Pemberian vitamin secara rutin selama proses pemeliharaan juga dapat membantu meningkatkan imunitas pada ikan lele, sehingga daya tahan tubuh ikan akan meningkat.
Pengobatan Penyakit
Ikan lele yang sudah terserang penyakit lele kuning dapat diobati dan dihentikan penyebarannya dengan beberapa upaya diantaranya yaitu, melakukan pergantian air serta pemberian zat antimikroba yang ditambahkan pada pakan. Air merupakan media pemeliharaan ikan lele yang menjadi faktor utama dari penyebaran penyakit pada ikan. Pergantian air total dan pemisahan ikan lele yang sudah terserang penyakit kuning memungkinkan pemutusan rantai penyebaran penyakit. Ikan lele kuning yang dipelihara pada air yang baru memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih tinggi. Hal ini disebabkan, tidak adanya kandungan pathogen di dalam air tersebut, sehingga memungkinkan proses osmoregulasi berlangsung tanpa adanya gangguan. Ikan akan lebih fokus dalam membentuk sel imun di dalam tubuhnya tanpa harus melawan pathogen – pathogen yang memenuhi media tempat hidup (air) ikan lele. Sel imun yang terbentuk akan melawan serangan pathogen penyebab penyakit lele kuning. Pergantian air perlu dilakukan secara rutin selama proses pemulihan kondisi kesehatan ikan lele. Penyembuhan ikan lele didukung dengan pakan yang ditambahkan zat antimikroba. Zat antimikroba dapat berupa serbuk atau cair yang dicampurkan pada pakan baik dengan menggunakan metode coating maupun repeleting. Metode coating umum digunakan pada kegiatan budiaya ikan lele skala lapang, metode coating dilakukan dengan melapisi pakan menggunakan zat anti mikroba seperti bawang putih, ekstrak daun mengkudu, dan beberapa fitofarmaka lain. Pelapisan pakan dengan zat antimikroba di harapkan mampu menekan penyebaran pathogen di dalam tubuh ikan lele yang terserang penyakit lele kuning. Metode repeleting atau pembuatan pelet kembali dilakukan dengan menhancurkan pakan komersial yang sudah jadi dan menambahkannya dengan zat antimikroba, kemudian campuran kedua bahan tersebut dicetak kembali dengan menggunakan mesin pencetak pelet untuk dibentuk menjadi pelet kembali. Pemberian pakan yang sudah dicampurkan dengan zat antimikroba dilakukan 3 – 7 hari.
Sekian dulu penjelasan mengenai penyakit lele kuning serta tindak pencegahan dan pengobatannya. Sukses dan semangat selalu kepada seluruh sahabat sangkuti yang sedang melakukan budidaya lele!
Baca Juga: Siklus Hidup Maggot
