Hallo sahabat Sangkuti, tingginya permintaan pasar terakait suplai ikan lele menjadi peluang tersendiri bagi para pembudidaya ikan lele dalam meningkatkan produksinya, Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor munculnya para pembudidaya baru pada komoditas ikan lele sehingga kita perlu mempelajari apa saja langkah-langkah budidaya ikan lele. yuk kita simak !
Langkah-langkah budidaya ikan lele yang perlu diperhatikan pertama yaitu memastikan stok benih lele tersedia. Benih lele yang akan ditebar harus memiliki kualitas yang unggul. Benih yang unggul akan berbanding lurus dengan hasil panen pada akhir masa pemeliharaan ikan. Benih lele yang unggul memiliki ciri – ciri aktif bergerak, tidak terdapat luka pada tubuh, dan tingkat kelangsungan hidup tinggi. Benih lele yang ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang seragam hal ini dimaksud agar tidak terjadi kanibalisme pada ikan. Setelah stock benih lele dengan kualitas unggul sudah pasti, langkah selanjutnya yaitu persiapan wadah. Wadah pemelihraan ikan lele dapat berupa kolam terpal, kolam beton, maupun kolam tanah. Setiap jenis kolam memiliki keunggulan masing – masing. Pemilihan kolam terpal sebagai wadah pemeliharan dinilai lebih ekonomis jika dibandingkan dengan koalm beton, sedangkan penggunaan kolam beton memiliki tingkat ketahanan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan kolam terpal. Penggunaan kolam tanah dinilai lebih mudah dan ekonomis.
Persiapan wadah berupa kolam terpal dan beton dilakukan dengan membersihkan wadah budidaya menggunakan penggosok dan detergen. Detergen digunakan untuk membunuh pathogen yang masih terdapat didalam wadah budidaya hasil kegiatan produksi pada siklus sebelumnya. Wadah yang telah digosok kemudian dibilas dan dikeringkan terlebih dahulu dengan kurun waktu 2 – 3 hari, setelah itu isi kolam dengan air yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan. Air diisi dengan ketinggian 100 – 120 cm, air yang telah diisi kemudidan diendapkan 1 – 2 hari untuk menstabilkan partikel – partikel yang terkandung di dalam air, benih lele siap ditebar. Persiapan wadah berupa kolam tanah diawali dengan proses pengeringan kolam sekitar 3 – 7 hari menyesuaikan jenis tanah dan cuaca dalam kurun waktu tersebut. Setelah proses pengeringan dibutuhkan proses pembajakan dan pemupukan hal ini dilakukan untuk menumbuhkan unsur hara dan menyuburkan tanah sehingga pakan – pakan alami dapat tumbuh dan hidup dalam wadah pemeliharaan. Penggenangan air dilakukan setelah proses pemupukan selesai, kemudian isi wadah kolam tanah dengan air. Ketinggian air berkisar 80 – 100 cm.
Setelah proses persiapan wadah selesai, benih lele siap ditebar. Jumlah benih lele yang ditebar menyesuaikan ukuran benih, volume pada wadah budidaya, dan tambahan suplai oksigen untuk wadah budidaya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kekurangan oksigen pada ikan akibat rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam perairan. Penambahan suplai oksigen pada wadah pemeliharaan dapat dilakukan dengan menambahkan kincir atau paddle wheel atau dengan menambahankan pump aerator. Ukuran benih lele yang ditebar pada wadah pemeliharaan akan berdampak pada lama waktu pemeliharaan ikan lele. Benih yang ditebar biasanya berukuran 7 -8 cm hingga 9 – 10 cm. Benih yang ditebar terlebih dahulu di aklimatisasi dengan cara membiarkan ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Proses aklimatisasi dilakukan untuk menghindari adanya shock pada ikan yang dapat berdampak buruk pada tingkat kelangsungan hidup pada ikan.
Langkah yang harus diperhatikan setelah benih lele ditebar yaitu manajemen pemberian pakan. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan nurisi pada ikan lele. Kandungan protein yang baik untuk pertumbuhan ikan lele minimal sebesar 30%. Pemberian pakan dapat dilakukan sebanyak 3 – 5 kali sehari dengan menggunakan metode perhitungan biomassa dan lama pemeliharaan ikan. Proses pemberian pakan pada ikan harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pakan di dasar wadah pemeliharaan, akibat tidak dikonsumsi oleh ikan. Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan pada ikan lele dan menghindari terjadinya kanibalisme. Jenis pakan yang diberikan menyesuaikan bukaan mulut pada ikan yang melebar seiring bertambahnya lama waktu pemeliharaan ikan lele. Penambahan feed additive pada pakan dapat dilakukan untuk mempercepat laju pertumbuhan dan meningkatkan ketahanan ikan terhadap penyakit.
Langkah selanjutnya dalam melakukan langkah-langkah budidaya ikan lele yaitu proses sampling dan grading. Proses tersebut dapat dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk melihat pertumbuhan ikan dan memisahkan ikan berdasarkan ukuran. Proses sampling dan grading juga dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan pada ikan. Ikan yang terlihat sakit harus dipisahkan dari wadah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit. Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu dengan pengecekan kualitas air. Pengecekan kualitas air dapat dilakukan dengan mengecek tingkat kekeruhan air, pH, dan oksigen terlarut. Perlu dilakukan pergantian air untuk mencegah adanya penumpukan zat nitrogen dan mikroorganisme yang berbahaya didalam perairan. Pergantian air dilakukan sebaiknya pada pagi dan sore hari. Jumlah pergantian air menyesuaikan kondisi perairan, semakin keruh dan buruk kondisi perairan maka volume air yang di ganti akan semakin banyak. Secara umum pergantian air dilakukan sebanyak 30 hingga 50%.
Seiring berjalannnya waktu, langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu pemanenan dan transportasi ikan. Proses pemanenan dapat dilakukan setelah 60 – 70 hari pemeliharan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pemanenenan ikan lele yaitu perlu dilakuakan proses pemuasaan pada ikan untuk mencegah penumpukan feses pada saat proses transportasi berlangsung, selain itu pemuasaan ikan dilakukan untuk mencegah terjadinya penyusutan akibat stress dalam proses transportasi pada ikan. Ikan yang dipanen akan melewati proses grading untuk mengelompokan ikan lele berdasarkan ukurannya. Ikan lele biasa dijual dengan tiga ukuran yaitu lele daging, lele palang, dan lele big size.
Langkah – langkah diatas merupakan hal penting yang harus diperhatikan pada saat melakukan proses budidaya ikan lele untuk menghasilkan produk akuakultur yang baik. Semog artikel terkait langkah-langkah budidaya ikan lele dapat bermanfaat untuk seluruh sahabat sangkuti. Jangan lupa share artikel ini agar lebih banyak orang yang mendapatkan manfaat dari artikel ini. Semangat dalam berbudidaya sahabat sangkuti, salam sukses selalu!.
Baca Juga: Cara Budidaya Lele yang Menguntungkan