Merencanakan konstruksi keramba jaring apung air tawar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan sebelum membuat usaha budidaya ikan di dalam keramba jaring apung. Penggunaan keramba jaring apung sebagai wadah budidaya ikan sudah cukup lama, keramba jaring apung dinilai efektif dalam memanfaatkan perairan pasalnya ketersediaan lahan kosong dalam kegiatan budidaya di darat sekarang sudah cukup sulit untuk di temukan.
Merencanakan konstruksi keramba jaring apung air tawar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan sebelum membuat usaha budidaya ikan di dalam keramba jarig apung. Penggunaan keramba jaring apung sebagai wadah budidaya ikan sudah cukup lama, keramba jaring apung dinilai efektif dalam memanfaatkan perairan pasalnya ketersediaan lahan kosong dalam kegiatan budidaya di darat sekarang sudah cukup sulit untuk di temukan.
Keramba jaring apung air tawar biasanya terdapat di danau dan waduk. Berbagai jenis komoditas ikan air tawar yang dibudidayakan mulai dari ikan nila, ikan mas, ikan bawal, ikan patin, hingga ikan lele. Ikan nila masih menempati posisi pertama sebagai ikan yang paling banyak di budidayakan di Indonesia. Proses budidaya yang dilakukan di dalam keramba jaring apung harus tetap di kontrol meskipun proses budidaya tersebut di lakukan di perairan umum. Kualitas perairan yang baik dan optimum untuk kelangsungan hidup ikan di dalam keramba jaring apung yaitu suhu air berkisar 24,53 – 26,93 °C, kadar oksigen terlarut atau dissolved oksigen sebesar 3,93 – 4,46 mg/L, dengan kandungan kerbondiksida yang baik untuk menunjang kehidupan ikan adalah kurang dari 5,0 mg/L. Suhu berperan penting bagi kehidupan dan perkembangan biota laut,peningkatan suhu dapat menurun kadar oksigen terlarut sehingga mempengaruhi metabolisme seperti laju pernafasan dan konsumsi oksigen serta meningkatnya konsentrasi karbon dioksida. Secara umum pH normal untuk budidaya pada sistem KJA berkisar antara 6,6 – 67. pH yang terlalu masam menyebabkan kegiatan produksi atau budidaya di dalam KJA tidak berjalan dengan baik. Hal ini di sebabkan karena pertumbuhan ikan akan terhambat dan ikan akan rentan terkenan bakteri maupun parasit hingga menyebabkan kematian massal pada ikan.
Dalam pembuatan keramba jaring apung dibutuhkan beberapa bahan dan pelengkap keramba jaring apung tersebut, dan berikut merupakan cara singkat membuat konstruksi keramba jaring apung air tawar,
Asumsikan :
Sobat sangkuti akan membuat dua unit KJA air tawar (1 unit 4 petak) yang disusun menyatu dengan ukuran 7 x7 m dan kedaaman jarinngnya 3 m dengan kedalaman jaring kolor yaitu 4 m. Bambu yang digunakan merupakan bambu berukuran 6 m, dengan diameter bambu 0,2. Lebar pijakan yang akan dibuat 0,6 m, Panjang besi yang digunakan yaitu 6 meter.
- Kebutuhan bambu
Kebutuhan bambu yang digunakan dapat di hitung dengan menghitung luas pijakan yang akan dibuat dibagi dengan (panjang x diameter bambu). Pijakan di bedakan atas pijakan panjang dan pijakan pendek. Dengan asumsi yang di gunakan di atas dibutuhkan 3 pijakan panjang dengan luas 55,8m persegi, dan 10 pijakan pendek dengan luas 42 meter persegi. Jadi kebutuhan bambu yang dibutuhkan yaitu (55,8 m persegi + 42 m persegi) / 6 m x 0,2 m) = 81,5 ~ 82 bambu
- Kebutuhan besi dan pelampung
Besi akan di letakan pada sisi pijakan yang telah di buat. Dengan asumsi luasan KJA dan jumlah KJA yang akan dibuat diatas makan kebutuhan besi sebanyak 115 besi dengan perhitungan jumlah sisi KJA x panjang sisi KJA x 4 kemudian dibagi panjang besi. Untuk kebutuhan pelampung sebanyak 54 buah dengan setiap petak KJA terdiri dari 6 pelampung (2 pada bagian atas dan bawah 1 pada bagian kanan kiri).
- Kebutuhan jaring petak
Kebutuhan jaring petak dapat dihitung dengan luas jaring tiap petak x 8 (jumlah petak). Dengan sumsi diatas jaring petak yang dibutuhkan yaitu 1.064 m persegi.
- Jaring kolor
Jaring kolor merupakan jaring yang terdapat dibagian luar jaring petak, jaring kolor biasanya mengelilingi jaring petak
- Kebutuhan Tali
Tali digunakan untuk membuat simpul baik pada jaring petak, jaring kolor maupunn sebagai pengait jangkar di dasar perairan. Tali yang digunakan merupakan tali yang kuat sehingga tidak mudah rusak serta terlepas. Tali yang lepas dari simpulannya akan menyebabkan ikan keluar dari KJA. Tali yang dibutuhkan sebanyak 656 m (jaring petak) + 169 m (jaring kolor) + 120m (tali jangkar) = 945 meter
- Massa pemberat dan jangkar
Massa pemberat atau jangkar yang digunakan dapat disesuaikan dengan massa KJA. Berdasarkan asumsi diatas massa kja dapat diasumsikan sebesar 7,02 ton. Dengan asumsi volume pelampung yang tenggelam tanpa bobot KJA yaitu 5%, volume pelampung yang tenggelam setelah ditambah massa KJA menjadi 70%. Jumlah pelampung sebanyak 54 dengan volume 200 liter atau 0,2 m kubik. KJA air tawar ini menggunakan 36 pemberat dengan 4 jangkar maka massa pemberat yaitu 36 x 3 kg = 108 kg. Dengan masing – masing jangkar memiliki massa 267,92 kg / jangkar.
- Rumah jaga
Dalam membuat keramba jaring apung sebaiknya dilengkapi dengan rumah jaga, rumah jaga dapat sekaligus digunakan sebagai gudang pakan jika sobat sangkuti tidak mau repot untuk selalu mengambil pakan di darat. Rumah jaga yang dibuat juga membutuhkan bambu, pelampung, pemberat, dan juga besi untuk membuat pijakan dan rumah jaga itu sendiri.
Terimaksih, semoga dapat dimegerti oleh sahabat sangkuti semua!