Teknik budidaya yang produktif dan menguntungkan akan bertumpu pada ketersediaan pakan bermutu dengan harga relatif murah. Keperluan pakan terus meningkat seiring pesatnya perkembangan kegiatan budidaya perikanan. Kondisi tersebut menyebabkan harga pakan senantiasa meningkat. Selain itu, tingginya harga juga dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku sumber protein seperti tepung ikan yang berfluktuasi dan masih diimpor. Dilema tersebut mendorong para pembudidaya dan perusahaan pakan mencari bahan baku pakan lokal dengan ketersediaan berlimpah dan terjaga kualitasnya sebagai pilihan pengganti tepung ikan dan bungkil kedelai. Sebagian bahan baku pakan lokal yang mempunyai potensi sebagai bahan baku pakan pilihan berasal dari limbah industri pertanian seperti bungkil kelapa sawit, onggok singkong, dan limbah peternakan. Selain ditentukan oleh kecukupan, keseimbangan energi dan kandungan gizi pakan seperti protein, lemak, vitamin dan mineral, mutu pakan juga diberi pengaruh oleh unsur yang sanggup menstimulus ikan untuk merespon keberadaan pakan tersebut, yang dikenal dengan atraktan. Pembahasan kali ini mengenai cara meningkatkan nafsu makan ikan dengan atraktan.
Atraktan adalah bahan yang dicampurkan dalam pakan dalam jumlah sedikit untuk meningkatkan asupan pakan (feed intake), pertumbuhan, dan konsumsi ikan terhadap pakan. Zat ini memberi sinyal yang memungkinkan ikan mengenali pellet tersebut sebagai sumber makanannya. Agar ikan merespon keberadaan pakan dan pencarian pakan lebih efisien, pakan buatan ditambahkan senyawa phagostimulatory atau dikenal dengan atraktran kimiawi (chemo-attractant). Penggunaan atraktan pada industri pakan ikan telah menjadi hal yang penting. Bahan kimia berbahan dasar bahan organik, betaine, terpene, dan senyawa sulfur bisa menginduksi rangsangan rasa dan bau bagi ikan sehingga penambahan atraktan pada pakan akan menyebabkan ikan lebih cepat tertuju pada pakan tersebut. Dengan demikian, waktu ikan untuk makan menjadi lebih singkat dan kandungan nutrisi yang masuk ke dalam lambung ikan terjaga. Penelitian memperlihatkan bahwa penambahan atraktan pada pakan bisa mempercepat waktu produksi. Penambahan atraktan yang sesuai membuat sisa pakan berkurang sehingga kualitas media pemeliharaan dan lingkungan lebih baik. Ketertarikan ikan terhadap pakan menjadi hal yang krusial dalam komposisi pakan yang artinya kandungan gizi menjadi kurang efektif bila pakan tidak mengandung unsur yang dapat meningkatkan respon ikan terhadap pakan tersebut.

Terdapat dua sumber senyawa atraktan yang diaplikasikan dalam pakan, yakni atraktan kimiawi dan atraktan alami.
Atraktan kimiawi berasal dari senyawa seperti L-asam amino, nukleotida, dan betaine yang merupakan rangsangan pada mekanisme pengenalan ikan terhadap pakan. Biasanya atraktan berasal dari asam amino bebas.
Adapun sebagian besar bahan atraktan alami yang dikenal luas dan diaplikasikan pada pakan ikan yakni tepung ikan ataupun tepung cumi. Tepung cumi memiliki kandungan protein yang tinggi, yakni 70 hingga 90 persen. Bau amis tak berkaitan langsung dengan nafsu makan ikan. Tidak jarang ikan lebih tertarik pada bau pakan tertentu yang tak beraroma amis. Minyak ikan dan minyak cumi ialah atraktan yang baik, tetapi bau yang diciptakan tak amis seperti tepung ikan. Tepung ikan yang telah terfermentasi atau mengalami pembusukan akan menimbulkan bau amis yang lebih tajam, tetapi kandungan proteinnya mungkin telah menurun sehingga mutu pakan yang dihasilkan kurang baik.
Demikian ulasan singkat mengenai cara meningkatkan nafsu makan ikan dengan atraktan, semoga bermanfaat.
Bagi anda yang ingin belajar budidaya lele secara cepat dan baik, segera kunjungi pelatihan budidaya lele Abah Nasrudin.