Kali ini kami ingin membahas Cara Budidaya Lele Sistem Tertutup. Untuk efisiensi biaya dalam budidaya lele, sudah dicoba dengan solusi budidaya dengan kombinasi sistem tertutup dan bioflok. Budidaya lele dengan sistem air tertutup dan adopsi sistem bioflok sederhana tak hanya mampu menekan biaya pakan, tapi juga meningkatkan kepadatan tebar dan menurunkan biaya produksi benih. Kunci dari keberhasilan metode ini yaitu stabilitas pH(keasaman) dan keberadaan bakteri pengurai bahan organik yang sekaligus membentuk flok. Jika memilih cara bakteri, maka tidak lagi boleh ada plankton dalam air, juga sebaliknya. Sebab penyusunan flok akan terganggu dengan adanya plankton dalam air.
Sayangnya karena konstruksi kolam lele yang rata-rata tak tertutup atau tak beratap maka pada musim hujan air hujan masuk bebas ke dalam kolam sehingga terjadi perubahan komposisi kimiawi maupun biologi air, plankton biasanya akan tumbuh. Namun sistem ini tetap efektif asal persiapan air pada awal proses pemeliharaan sudah benar.
Tingkat keamanan sistem tertutup dan flok pada budidaya lele ini, akan sempurna seandainya benih yang digunakan hasil pembenihan sendiri. Sebab benih merupakan unsur risiko terbesar pembawa penyakit ke dalam kolam selain air. Benih dari luar, apalagi dari pasar yang tak jelas asalnya dan proses manajemen pembenihannya berisiko besar membawa penyakit. Air bekas kolam yang sudah digunakan pada budidaya periode sebelumnya, seharusnya mendapatkan perlakuan yang hampir sama agar bisa dipergunakan kembali. Selain untuk menekan risiko akibat residu maupun patogen, juga untuk memulihkan nutrisi alami dan keseimbangan mikroorganisme yang ada didalam air itu. Bedanya pada air bekas ini tak perlu diberikan kompos lagi. Meskipun dosis larutan probiotik dan molasses sama persis.
Selain ditandai munculnya daphnia, air yang telah siap ditebari benih jika air kolam warnanya hitam kecoklatan. Tapi seandainya air diambil dengan gelas akan nampak bening. Setelah benih ikan dimasukkan ke kolam akan timbul endapan halus dari dasar kolam. Endapan halus yang merupakan pertanda flok mulai terwujud ini akan terus teraduk mengikuti pergerakan aktif ikan. Karenanya kepadatan kolam dibuat lebih tinggi supaya flok ini terus teraduk. Semakin bertambahnya waktu maka air akan berubah menjadi cokelat kekuningan, dan lama kelamaan akan menjadi kemerahan. Itu pertanda flok telah jadi. Metode proses air ini bisa untuk pembenihan maupun pembesaran lele konsumsi.
Sekian artikel mengenai Cara Budidaya Lele Sistem Tertutup
Smoga bermanfaat 🙂