Dalam budidaya pendederan lele di kolam jaring, sebelum jaring dipasang, langkah pertama yang patut dilakukan yaitu menyiapkan patok atau tiang untuk mengikat jaring. Patok yang diterapkan berupa bambu atau kayu yang ditancapkan ke dasar kolam dengan jarak antara satu patok dan patok lainnya disesuaikan dengan ukuran jaring. Patok ditancapkan tegak lurus dan kokoh agar mampu menahan beban jaring. Penempatan jaring sebaiknya di pinggir atau tepi kolam guna memudahkan pemeliharaan. Jaring harus dalam keadaan bersih dan tak ada yang berlubang atau bolong karena gigitan tikus atau binatang lain. Seluruh tali yang terdapat di sudut-sudut jaring diikat ke tiang atau patok yang telah disiapkan. Ketinggian air di dalam jaring diusahakan hanya 30 hingga 50cm saja. Hal ini disebabkan ikan lele yang akan dipelihara ukurannya masih kecil dan belum memerlukan air yang terlalu dalam.
Penebaran benih dijalankan setelah jaring terpasang secara sempurna. Penebaran benih sebaiknya pada pagi atau sore hari ketika temperatur masih rendah supaya benih ikan lele tidak stres. Benih lele yang akan dipelihara dapat berasal dari hasil pembibitan sendiri atau dari tempat lain. Bila benih berasal dari hasil kegiatan pembibitan sendiri, maka penebaran tidak perlu lagi proses adaptasi, sebab kualitas air tidak akan jauh berbeda. Tetapi, apabila benih ikan lele yang akan ditebarkan berasal dari tempat lain, sebelum penebaran perlu dijalankan adaptasi supaya benih tidak stres. Kerja adaptasi bertujuan untuk menyesuaikan situasi air, yaitu antara air yang ada di dalam wadah pengangkutan dan air yang ada di dalam jaring.
Metode penebaran untuk pengerjaan adaptasi benih ikan lele cukup gampang. Bibit ikan lele yang masih berada di dalam wadah pengangkutan diperkenankan terapung-apung di atas air selama 5 menit. Berikutnya ditambahkan air dari kolam jaring ke wadah pengangkutan sedikit demi sedikit. Dengan sistem ini bertujuan agar kualitas air yang ada di dalam wadah pengangkutan sama dengan yang ada di kolam jaring.

Selama pemeliharaan, benih wajib diberikan pakan tambahan karena berada di dalam kolam jaring, benih ikan lele tak memperoleh pakan alami. Pakan tambahan yang baik yakni pelet dalam bentuk tepung sebanyak 3-5% dari berat total benih ikan lele yang dipelihara. Pemberian pakan dikerjakan tiga kali sehari, yakni pada pagi, petang, dan malam hari. Pakan disebarkan secara merata di seluruh permukaan air agar kesempatan seluruh benih untuk memperoleh pakan sama.
Pemeriksaan kolam jaring dikerjakan tiap satu pekan sekali. Pemeriksaan atau pengawasan ditujukan untuk menjaga jaring tak sampai berlubang atau sobek akibat digigit binatang air, seperti kepiting atau binatang lainnya. Apabila jaring berlubang, benih yang dipelihara akan kabur atau keluar dari dalam kolam jaring.
Benih ikan lele dipelihara selama 2-3 minggu atau disesuaikan dengan kebutuhan. Panen dikerjakan dengan mengangkat salah satu bagian jaring. Dengan metode ini benih ikan lele dipastikan akan terkumpul di sisi lain. Berikutnya benih ikan lele diambil memakai seser secara hati-hati dan ditampung dalam wadah tertentu atau di dalam jaring berukuran kecil. Benih ikan lele berikutnya disortir atau dipilih layak dengan ukuran badannya. Benih yang berukuran besar dipisahkan dari yang berukuran kecil. Benih yang diambil yaitu benih yang berukuran sama, baik panjang maupun besarnya. Benih-benih tersebut kemudian dilanjutkan pendederan tahap kedua di kolam lain.
Demikian ulasan singkat mengenai budidaya pendederan lele di kolam jaring, semoga bermanfaat.
Bagi anda yang ingin belajar budidaya lele secara cepat dan baik, segera kunjungi pelatihan budidaya lele Abah Nasrudin.