Halo sahabat sangkuti kembali lagi bersama mimin yang akan memberikan pengetahuan baru tahuan sahabat sangkuti Ikan lele merupakan salah astu komoditas air tawar yang banyak di budidayakan di Indonesia baik pada segmentasi pembenihan, pendederan, maupun budidaya pembesaran ikan lele. Ikan lele yang dibudidayakan secara umum membutuhkan waktu berkisar 60 hari dari benih deder yag siap di besarkan. Ikan lele banyak di sukai masyarakat Indonesia selain rasanya yang gurih dan lezat, ikan lele memiliki harga jual yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat dikonsumsi pada semua golongan. Pemanfaatan daging ikan lele dapat dijadikan olahan fillet ikan lele, pecel lele, dan berbagai hidangan lain.
Untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi, haruslah terlebih dahulu dilakukan proses budidaya berupa pembesaran ikan lele. Proses pembesaran ikan lele di mulai dari persiapan wadah, penebaran benih, hingga panen dan distribusi hasil produksi. Wadah budidaya yang dapat digunakan dalam proses budidaya ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam beton, maupun kolam terpal. Keunggulan penggunaan kolam tanah yaitu harga yang relatif murah dan mudah ditemukan di Indonesia. Proses persiapan wadah berupa kolam tanah diawali dengan proses pengeringan kolam sekitar 3 – 7 hari menyesuaikan jenis tanah dan cuaca dalam kurun waktu tersebut. Setelah proses pengeringan dibutuhkan proses pembajakan dan pemupukan hal ini dilakukan untuk menumbuhkan unsur hara dan menyuburkan tanah sehingga pakan – pakan alami dapat tumbuh dan hidup dalam wadah pemeliharaan. Penggenangan air dilakukan setelah proses pemupukan selesai, kemudian isi wadah kolam tanah dengan air. Ketinggian air berkisar 80 – 100 cm. Pengunaan kolam terpal dan kolam beton cenderung memiliki harga yang lebih mahal namun memudahkan proses pemanenan dan meminimalisir masuknya penyakit dari lingkungan budidaya. Proses persiapan kolam terpal dan beton dilakukan dengan membersihkan wadah budidaya menggunakan penggosok dan detergen. Detergen digunakan untuk membunuh pathogen yang masih terdapat didalam wadah budidaya hasil kegiatan produksi pada siklus sebelumnya. Wadah yang telah digosok kemudian dibilas dan dikeringkan terlebih dahulu dengan kurun waktu 2 – 3 hari, setelah itu isi kolam dengan air yang akan digunakan sebagai media pemeliharaan. Air diisi dengan ketinggian 100 – 120 cm, air yang telah diisi kemudidan diendapkan 1 – 2 hari. Stelah proses persiapan wadah budidaya selesai, selanjutnya ikan siap ditebar.
Ikan lele yang di tebar untuk proses pembesaran ikan lele biasanya berkisar 6-10 cm. Harga jual benih deder lele juga cukup bervariasi yaitu berkisar 200-500 rupiah bergantung lokasi pendederan dilakukan. Ukuran benih yang dipilih di dasarkan waktu panen yang ingin di capai dan size ikan yang diharapkan saat panen. Dalam memilih benih lele harus memperhatikan beberapa hal seperti kondisi fisik ikan, cara berenang, nafsu makan, dan tingkat kelangsungan hidup pada ikan lele. Proses transportasi benih menuju wadah budidaya juga perlu di perhatikan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir tingkat stress pada benih ikan lele. Ikan yang akan di tebar terlebih dahulu di aklimatisasi sekiatar 30 menit. Proses aklimatisasi dilakukan dengan mamasukan benih bersamaan dengan plastik packing yang terlebih dahulu di buka bagian atasnya, setelah 30 menit masukan ikan dan air yang terdapat pada plastik packing ke dalam wadah budidaya secara perlahan. Benih ikan akan perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Pemberian pakan pada ikan lele harus di sesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pakan yang tidak terkonsumsi. Kandungan nutrisi dalam pakan ikan lele juga harus sesuai, ikan lele mengkonsumsi pakan dengan kandungan protein 30 – 33%. Pemberian pakan dapat dilakukan 3x sehari yaitu pada pagi, siang dan malam hari, dengan jumlah pemberian pakan lebih banyak dilakukan pada siang dan malam hari. Kondisi perairan yang cenderung lebih panas saat siang hari menyebabkan nafsu makan ikan meningkat, dan dimalam hari karena ikan lele termasuk hewan nokturnal yang aktif dimalam hari.
Proses sampling dapat dilakuakan dua minggu sekali untuk melihat kondisi ikan, dan untuk mempermudah penentuan tanggal panen. Proses sampling dilakukan dengan mengambil beberapa ikan kemudian ikan dapat ditimbang dan dilihat bobotnya. Selama proses pemeliharaan perlu dilkukan pengecekan kualitas air dalam wadah budidaya. Air merupakan media yang dapat menjadi tempat berkembangnya penyakit pada ikan, untuk mencegah adanya akumulasi pathogen atau penyakit di perairan perlu dilakukan pengantian air pemeliharaan. Proses penggantian air dapat dilakuakan sebanyak 30 – 50% tergantung tingkat kekeruhan pada air. Setelah proses pemeliharaan kurang lebih 60 hari, ikan lele kemudian siap di panen. Proses pemanenan ikan lele dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan proses grading pada ikan. Proses grading dimaksud untuk memisahkan ikan lele berdasarkan ukurannya. Ikan lele yang di pelihara pada segmentasi pembesaran biasanya akan dipisahkan menjadi 3 – 4 jenis ukuran, yaitu palang, daging (size 6-8/kg) , big size, dan super big size. Setiap ukuran memiliki harga yang berbeda. Ikan lele daging dijual mulai harga Rp. 20.000-22.000 per/kg di kolam bergantung lokasi dan kebijakan masing – masing penjual. Sedangkan untuk ikan lele palang berkisar Rp. 17.000-18.000 per/kg, big size dan super big size Rp. 10.000 – 12.000 per/kg. Ikan lele biasanya didistribusikan dengan menggunakan drum plastik yang kemudian diangkut dengan mobil pick up.
Baca Juga : Cara Budidaya Nila Dikolam Tanah