Halo sahabat sangkuti Kembali lagi bersama mimin yang biasa memberikan pengetahuan baru seputar perikanan, kali ini kita akan membahas seperti apa bioflok ikan nila. Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Beberapa jenis ikan nila yang biasa dibudidayakan diantaranya ikan nila lokal, ikan nila GIFT, ikan nila BEST, ikan nila GESIT, ikan nila Nirwana, dan ikan nila Larasati.
Salah satu system pemeliharaan di Indonesia ikan nila ada yang menggunakan system bioflok. Sistem bioflok digunakan oleh pembudidaya karena system ini dapat mengefisienkan pemberian pakan, meningkatkan produktivitas budidaya serta dapat meminimalkan penggunaan air dalam proses budidaya. Secara pengertian bioflok merupakan system budidaya ikan dengan menggunakan teknik rekayasa lingkungan dengan mengandalkan stok oksigen dan memanfaatkan mikroorganisme. System bioflok akan menyatukan senyawa organic dan senyawa anorganik yang terdiri dari senyawa karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, kotoran ikan, serta sisa pakan yang akan membentuk bioflok. Bioflok akan terbentuk dari proses pengadukan bahan organic di dalam air pemeliharaan untuk merangsang perkembangan bakteri heterotroph aerobic. Teknik bioflok ikan nila akan bekerja jika kandungan oksigen didalam air kolam pemeliharaan telah cukup.
Berikut merupakan Langkah-langkah berbudidaya ikan nila dengan system bioflok, diantaranya:
- Persiapan kolam dan air pemeliharaan
Jenis kolam yang digunakan untuk budidaya ikan nila dengan system bioflok sebaiknya menggunakan kolam yang berbentuk bulat. Kolam berbentuk bulat dinilai kandungan oksigen yang terdapat dalam air tersebar lebih merata dibandingkan jenis kolam lainnya. Sebelum di isi dengan air kolam sebaiknya dibersihkan kemudian isi air kolam pemeliharaan dan endapkan air selama 1 malam. Selanjutnya kolam tersebut dipasang system aerasi dengan aliran oksigen memiliki kecepatan 10 L/menit. Kemudian masukan garam krosok, kapur dolomit, molase, dan probiotik untuk dilarutkan ke dalam air pemeliharaan secara berurutan serta diamkan selama 7 sampai 14 hari dengan keadaan dinding kolam terasa licin jika dipegang. Setelah itu masukan bibit ikan nila yang akan dipelihara secara perlahan dengan metode aklimatisasi. Kepadatan ikan nila untuk tebar bibit dengan system bioflok adalah mencapai 120 ekor/m3.
- Perawatan kolam dan air pemeliharaan
Proses perawatan kolam dengan system bioflok yaitu dilakukan pengecekan kolam 2 kali sehari. Jika sahabat sangkuti menemukan sebuah gumpalan dengan jumlah yang banyak serta air pemeliharaan menjadi bau maka air kolam sebaik dibuang dan diganti dengan air yang baru tetapi jika tidak terdapat gumpalan dan bau di air pemeliharaan maka tidak perlu ada pergantian air kolam sampai panen. Dalam memaksimalkan system bioflok yaitu dengan bantuan fotosintesis mikroorganisme maka dari itu kolam pemeliharaan sebaiknya terkena cahaya matahari. Budidaya ikan nila dengan menggunakan system bioflok yaitu memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan plankton maka dari itu system bioflok membutuhkan pasokan oksigen yang lebih banyak dari system lainnya. Sehingga dalam proses system bioflok sebaiknya menempatkan blower atau kincir di atas kolam pemeliharaan. Blower dan kincir sebaiknya menyala selama 24 jam penuh. Jika terjadi pemadaman listrik dalam jangka waktu yang lama akan membuat ikan nila yang sedang di pelihara menjadi lemas bahkan akan mati dalam hitungan jam. Sehingga dalam menggunakan system bioflok sebaiknya menyediakan generator untuk membantu Ketika terjadi pemadaman.
Wah bagaimana sahabat sangkuti terkait artikel bioflok ikan nila ini. Semoga bermanfaat. Terimakasih.
Baca Juga: Cara Menanam Anggur Langkahnya