Halo sahabat Sangkuti, bagaimana budidaya ikan lelenya? Semoga ikan lele sahabat sehat dan tumbuh cepat sampai panen nanti ya. Pada artikel kali ini kami berkesempatan untuk membahas mengenai penyebab bibit lele menggantung. Sahabat sangkuti yang sudah berpengalaman memelihara ikan lele, besar kemungkinan pernah mengalami bibit ikan lele yang menggantung ya. Apakah menggantungnya benih menandakan bahaya? Akankah berujung kematian? Kira-kira apa saja yang menjadi alasan bibit lele itu menggantung ya? Berikut akan kami coba uraikan mengapa bibit lele bisa menggantung.
Bibit ikan lele yang menggantung bukan berarti tanpa sebab, menggantungnya bibit ikan lele menjadi indikasi kondisi lingkungan atau ikan yang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Meskipun demikian sahabat Sangkuti tidak perlu khawatir, masalah tersebut memiliki solusi sederhana dalam kegiatan pemeliharaan ikan lele. Pemeliharaan ikan lele dioperasikan dengan teknis yang sederhana, kegiatan perawatan bibit pun tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan ikan lele dewasa (segmentasi pembesaran). Layaknya mengasuh bayi atau anak kecil, pemeliharaan benih diperlukan perhatian dan perawatan yang ekstra. Bibit ikan lele sejatinya belum memiliki kondisi fisik-fisiologis sekuat dan sesempurna ikan lele dewasa. Kondisi lingkungan budidaya dan nutrisi pakan yang diberikan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan bibit ikan lele. Penyebab ikan lele yang menggantung tidak jauh dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan dan asupan pakan.
- Konsentrasi amonia tinggi
Konsentrasi amonia dalam air yang sudah melampaui nilai 0,1 mg/L dapat mengganggu pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele. Akumulasi ammonia pada media budidaya ikan lele terhimpun dari feses dan sisa pakan yang tidak termanfaatkan. Wadah pemeliharaan ikan lele dengan padat tebar yang tinggi membutuhkan perawatan rutin terutama dalam monitor kualitas air. Kepadatan ikan merupakan jumlah individu ikan lele dalam satu wadah budidaya. Kepadatan individu ikan berbanding lurus dengan jumlah pakan, tingkat konsumsi oksigen, dan feses yang dihasilkan. Semakin tinggi padat tebar pemeliharaan, jumlah pemberian pakan semakin tinggi pula seiring dengan lama waktu pemeliharaan. Semakin banyak jumlah pemberian pakan, pakan yang tidak termanfaatkan dan feses ikan akan semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan akumulasi ammonia pada air yang tinggi. Kualitas air yang menurun akibat konsentrasi ammonia yang tinggi berefek domino pada kondisi stres ikan. Bibit ikan lele yang menggantung mengindikasikan stress pada ikan karena amonia yang tinggi. Feses ikan lele bertekstur lembut seperti bubur, feses mengendap di dasar wadah budidaya seperti lumpur. Dalam mengatasi masalah tersebut pembudidaya dapat melakukan treatment pada air secara berkala apabila teridentifikasi bibit lele yang menggantung. Pergantian air dan penyifonan dasar wadah budidaya perlu dilakukan secara rutin, pergantian air dapat diaplikasikan sebanyak 20% atau seperlunya. Penggunaan probiotik air yang mengandung bakteri pendegradasi ammonia, nitrit, dan nitrat dapat diberikan secara berkala.
- Nilai pH rendah
Pembudidaya ikan lele diwajibkan mengetahui parameter-parameter air yang bersifat esensial pada tingkat kelangsungan hidup dan produktifitas komoditas budidaya. Satu dari sekian parameter air yang berperan untuk menyebabkan stres pada ikan lele ialah derajat keasaman (pH). Nilai derajat keasaman air untuk budidaya ikan lele optimal pada nilai 6-8. Nilai pH yang rendah merepresentasikan sifat air yang asam. Media budidaya ikan lele dalam momen tertentu mengalami penurunan pH yang cukup signifikan. Salah satu penyebabnya ialah adanya input air hujan ke wadah budidaya. Air hujan sulit untuk dihindari karena pada aplikasinya budidaya ikan lele umum dilakukan outdoor. Air hujan memiliki pH yang rendah, intensitas input air hujan yang tinggi pada media budidaya menyebabkan terjadinya penurun pH. Solusi dalam menghadapi masalah ini ialah penggunaan garam ikan. Garam ikan tidak hanya berfungsi sebagai penyeimbang osmoregulasi atau treatment pada ikan yang terserang penyakit tertentu. Akan tetapi garam ikan dapat juga menstabilkan pH air.Â
- Serangan penyakit
Bibit ikan lele yang menggantung memberi sinyal bahwa ikan tersebut berpotensi terserang penyakit. Penyakit yang umum menyerang benih ikan lele berasal dari kelompok bakteri, parasit, dan virus. Situasi di lapangan kerap sekali dijumpai serangan penyakit dari golongan bakteri Aeromonas. Gejala klinis yang disebabkan oleh bakteri ini ialah rusaknya permukaan kulit dan sirip ikan. Kualitas air yang tidak terkontrol menjadi salah satu faktor terbesar infeksi patogen ini dapat masuk. Apabila suatu kondisi ditemukan bibit lele yang menggantung dengan kualitas air yang buruk ditambah dengan adanya gejala klinis aeromonas, dapat dipastikan timbulnya mortalitas yang tinggi pada ikan.

- Konsentrasi oksigen rendah
Bibit ikan lele yang menggantung pada malam hari menuju dini hari disebabkan rendahnya konsentrasi oksigen dalam air. Konsentrasi oksigen terlarut dalam air yang dibutuhkan oleh hewan akuatik pada umumnya yaitu 4 mg/L. Ikan lele memiliki alat bantu pernafasan berupa arboresen yang berada dekat dengan insang. Alat bantu pernafasan ini mendukung lele untuk tetap hidup pada media budidaya yang mengandung konsentrasi oksigen rendah. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) perairan yang rendah pada malam hari disebabkan adanya aktifitas respirasi oleh fitoplankton. Fitoplankton merupakan mikroorganisme yang memproduksi oksigen pada siang hari, namun pada malam hari fitoplankton melangsungkan respirasi aerobik yaitu mengonsumsi oksigen dan memproduksi karbondioksida. Adanya kompetisi konsumsi oksigen antara ikan lele dengan fitoplankton pada malam hari menuju dini hari, menyebabkan bibit ikan lele menggantung. Terlebih apabila tingkat kepadatan individu ikan lele tinggi.
- Overfeeding
Bibit ikan lele menggantung disebabkan pemberian pakan yang berlebihan sehingga perut ikan lele membesar, hal tersebut menyebabkan lele kekenyangan dan kesulitan untuk bergerak. Penting untuk diperhatikan metode pemberian pakan yang benar. Metode pemberian pakan bibit ikan lele dapat dilakukan dengan metode sekenyang-kenyangnya (ad satiation) atau melalui metode restricted. Pemberian pakan dengan metode ad satiation harus tetap dalam pengendalian dan perhitungan. Ikan lele bersifat rakus sehingga akan lebih sulit untuk mengevaluasi tingkat kekenyangan ikan tersebut. Oleh karena itu pemberian pakan dengan metode feeding rate atau restricted lebih dianjurkan, adapun metode pembibisan pada pakan sebelum diberikan yang bermanfaat untuk mencegah overfeeding.Â
Sekian sekilas informasi tentang alasan bibit lele menggantung. Sahabat sangkuti tidak perlu khawatir lagi, apabila mengalami hal serupa. Akhir kalimat, yuk share artikel ini dan artikel menarik lainnya dari Sangkuti Farm. Salam sukses Akuakultur!
Baca juga : Penyakit Lele