Apa Saja Perbedaan Lele Jantan dan Betina

Halo sahabat sangkuti, kali ini kita akan membahas terkait perbedaan lele jantan dan betina. Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan melihat ciri primer dan ciri sekunder pada ikan tersebut. Ciri seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ikan betina ditandai dengan adanya ovarium dengan pembuluh-pembuluhnya, sedangkan ikan jantan ditandai dengan adanya testis dengan pembuluh-pembuluhnya. Testis dan ovarium pada ikan dapat dibedakan dengan memperhatikan warna gonad, bentuk permukaan gonad, dan diameter gonad. Sementara itu, ciri sekunder dapat dilihat dari tanda-tanda selain sifat seksual primer, seperti bentuk tubuh, warna, maupun organ lainnya. Dimorfisme merupakan salah satu ciri seksual sekunder ikan yang dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Dimorfisme berhubungan dengan organ yang merupakan alat bantu dalam proses pemijahan.

Jenis kelamin suatu individu ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Secara umum, ikan betina mempunyai lubang genital di bagian depan dari genital papila dan berwarna kemerahan. Sementara itu, ikan jantan memiliki lubang genital di bagian belakang papila dan berwarna pucat. Ikan betina memiliki bentuk tubuh membulat, pada kondisi matang gonad, bentuk tubuh lebih gemuk dan bila diraba terasa lunak atau lembek. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh lebih ramping, pada kondisi matang gonad, bila bagian perut ditekan akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Ikan jantan memiliki alat kelamin meruncing dengan warna putih bersih, sedangkan alat kelamin pada induk betina cenderung membulat dan berwarna kemerahan. Sementara itu, Dimorfisme seksual yang dijumpai pada sirip ikan yang telah lazim ditemukan dan juga merupakan karakter seksual sekunder yang perkembangannya dikendalikan oleh hormon androgen atau estrogen. Karakter seksual sekunder yang terlihat pada sirip perut ikan biasanya diduga kuat merupakan karakter dimorfis yang bersifat permanen dan perkembangannya dikendalikan oleh hormon estrogen. Karakter seksual sekunder ikan jantan biasanya ditandai dengan adanya cantelan pada sirip dan kelenjar pada insang yang ukurannya meningkat seiring dengan perkembangan gonad. Ini merupakan dimorfisme yang perkembangannya bergantung hormon, khususnya hormon androgen.

Ciri-ciri tersebut juga dapat kita temukan untuk mengetahui perbedaan lele jantan dan betina. Ciri seksual primer pada ikan lele yaitu ditandai dengan adanya gonad berupa testis dan pembuluhnya pada ikan jantan, sedangkan pada ikan betina terdapat gonad berupa ovarium dan pembuluhnya. Ciri seksual sekunder pada ikan lele jantan memiliki urogenital papilla yang menonjol, sedangkan lele betina memiliki urogenital papilla berbentuk oval serta lubang yang agak lebar dan berwarna kemerahan. Ciri seksual sekunder lainnya pada ikan lele jantan ditandai dengan bentuk tubuh yang ramping, warna tubuh secara keseluruhan lebih cerah dan menarik, warna kulit bagian bawah lebih gelap. Sementara itu, pada ikan lele betina memiliki bentuk tubuh yang melebar dibanding lele jantan. Warna tubuh secara keseluruhan lebih gelap, sedangkan warna kulit bagian bawah lebih terang. Hal tersebut dapat membantu kita dalam melihat dan mengamati terkait perbedaan lele jantan dan betina.

Pembedahan untuk pengamatan karakteristik morfologi gonad dan penentuan umur awal matang gonad dapat dilakukan setiap bulan sejak calon-calon induk ikan lele berumur empat bulan. Hal ini bertujuan mengetahui saat yang tepat untuk melakukan pemijahan terhadap ikan lele. Ikan lele jantan yang sudah matang gonad akan ditandai dengan testis yang berukuran relatif besar dan berwarna putih-susu yang merupakan bagian yang berisi spermatozoa (sel sperma tahap tertua) yang siap untuk digunakan dalam proses fertilisasi atau pembuahan. Sementara itu, ikan lele betina yang sudah matang gonad ditandai dengan ovari yang berbentuk seperti kantung berukuran relatif besar, di dalamnya terlihat jelas adanya butir oosit berukuran relatif besar yang tampak berwarna kuning-kehijauan. Secara mikroskopis, ovari tersebut didominasi oleh oosit intraovarian yang berukuran relatif besar (berdiameter 0,91-1,15 mm) berwarna kekuningan dan tampak gelap, serta di bagian tengahnya terlihat nukleus yang berwarna kemerahan. Saat ikan lele sudah menampakkan ciri-ciri seperti ini maka hal tersebut menandakan bahwa ikan lele sudah mengalami matang gonad dan sudah siap untuk dilakukan pemijahan.

Ikan jantan merupakan faktor yang penting dalam budidaya ikan lele dumbo, karena dalam perkembangannya benih ikan jantan memiliki keunggulan yang besar untuk memacu produksi ikan lebih cepat, masa panen lebih singkat, dan menambah nilai ekonomis para petani ikan. Untuk memperoleh benih ikan jantan yang unggul dapat dilakukan penjantanan atau disebut juga dengan istilah sex reversal, sebagai suatu teknologi yang membalikkan arah pengembangan kelamin menjadi berlawanan. Sex reversal merupakan suatu teknik atau metode pengarahan deferensiasi kelamin untuk mengubah jenis kelamin secara buatan. Hal ini dilakukan dari jenis kelamin jantan secara genetik menjadi berjenis kelamin betina fenotip maupun sebaliknya. Sex reversal bertujuan menghasilkan populasi monoseks (kelamin tunggal). Salah satu manfaat dalam akuakultur jika membudidayakan ikan secara monoseks yaitu antara lain untuk mendapatkan ikan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, mencegah terjadinya pemijahan liar, tampilan visual ikan lebih baik, dan teknik pemurnian ras dapat menunjang genetik ikan.

Baca Juga: Apa Saja Alat yang Digunakan Pendederan Lele